Senin 18 Aug 2025 21:38 WIB

Bupati: Sumur Minyak Blora yang Terbakar Lahannya Milik Warga, tapi tanpa Izin Pemerintah

Kalau mau beroperasi tentu ada syarat dan izinnya

Anggota Badan Penanggalungan Bencana Daerah (BPBD) Blora menunjukkan lokasi kebakaran sumur minyak rakyat di Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (18/8/2025). Kebakaran yang bersumber dari sumur minyak rakyat tersebut sudah berlangsung sejak Ahad (17/8/2025) dan mengakibatkan tiga orang dinyatakan meninggal dunia serta 50 kepala keluarga dievakuasi untuk meninggalkan lokasi kejadian.
Foto: ANTARA FOTO/Azi
Anggota Badan Penanggalungan Bencana Daerah (BPBD) Blora menunjukkan lokasi kebakaran sumur minyak rakyat di Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (18/8/2025). Kebakaran yang bersumber dari sumur minyak rakyat tersebut sudah berlangsung sejak Ahad (17/8/2025) dan mengakibatkan tiga orang dinyatakan meninggal dunia serta 50 kepala keluarga dievakuasi untuk meninggalkan lokasi kejadian.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Bupati Blora, Arief Rohman, menyayangkan masih adanya aktivitas pengeboran minyak rakyat tanpa izin yang mengabaikan aspek keselamatan warga. Hal itu ia sampaikan saat meninjau lokasi kebakaran sumur minyak masyarakat di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Senin.

“Lahannya memang milik warga, tapi ini sumur minyak masyarakat yang belum legal. Kalau mau beroperasi tentu ada syarat dan izinnya. Kami sangat menyayangkan karena lokasi sumur berada di belakang rumah warga, sehingga rawan membahayakan. Harusnya memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan,” tegas Bupati Arief.

Insiden ledakan dan kebakaran tersebut menelan korban jiwa tiga orang, sementara dua lainnya mengalami luka bakar serius.

Menyikapi hal itu, Bupati mengimbau masyarakat untuk menahan diri dan tidak lagi melakukan aktivitas penambangan tanpa izin.

“Saya mengimbau masyarakat agar menahan diri dulu. Urus izinnya terlebih dahulu, karena di Permen 14 tentang sumur minyak rakyat sudah diatur syarat-syaratnya. Kalau sudah ada izin, baru bisa beroperasi,” lanjutnya.

Arief menambahkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian ESDM, Plt Dirjen Migas, SKK Migas, hingga Gubernur Jawa Tengah untuk menangani peristiwa tersebut.

“Sumur minyak di sini kami minta dihentikan sementara, sambil menunggu perkembangan lebih lanjut. Saat ini kita bersama-sama berupaya memadamkan api,” jelasnya.

Bupati juga menyampaikan bahwa dua korban luka bakar telah dirujuk ke rumah sakit di Yogyakarta untuk mendapatkan perawatan intensif.

“Selain tiga yang meninggal dunia, ada dua korban lain yang luka bakar parah. Keduanya sudah kami rujuk ke Jogja agar mendapatkan penanganan yang lebih optimal,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengimbau warga yang tinggal dekat lokasi kebakaran untuk mengungsi sementara waktu. Hal ini guna mengantisipasi risiko lanjutan, karena api hingga saat ini masih belum berhasil dipadamkan.

“Sejak kemarin kami sudah berkoordinasi dengan warga sekitar agar mengungsi lebih dulu, demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat kebakaran ini,” pungkas Bupati Arief.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement