Jumat 04 Jul 2025 13:43 WIB

Tandai Lima Tahun Kolaborasi, Mentari Umumkan Keberhasilan Dorong Energi Terbarukan

Hibah yang didanai Inggris ini menarik total investasi sekitar Rp 210 miliar.

Program Energi Rendah Karbon Inggris-Indonesia, Mentari, mengumumkan keberhasilan lima tahun kolaborasi yang berdampak sejak dimulai pada 2020.
Foto: dokpri
Program Energi Rendah Karbon Inggris-Indonesia, Mentari, mengumumkan keberhasilan lima tahun kolaborasi yang berdampak sejak dimulai pada 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Energi Rendah Karbon Inggris–Indonesia, Mentari baru-baru ini mengumumkan keberhasilan tahap 1, menandai lima tahun kolaborasi yang berdampak sejak dimulai di 2020. Dalam acara 'MENTARI Day' di Jakarta, para mitra dan pemangku kepentingan program ini merayakan warisan Mentari dalam mendorong energi terbarukan dan berbagi pelajaran penting dari implementasinya.

MENTARI Day menampilkan capaian program ini kepada pejabat pemerintah, pemimpin industri, dan perwakilan masyarakat. Puncak acara berupa pameran proyek interaktif dan penyerahan simbolis hasil kinerja Mentari mulai dari model pembiayaan inovatif hingga solusi di lapangan dari Kedutaan Besar Inggris Jakarta kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI.

Serah terima ini menggarisbawahi bagaimana warisan Mentari akan menjadi rujukan dan inspirasi dalam upaya transisi energi bersih di Indonesia ke depan.

Program ini dimulai pada tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19 dan terus berkembang pesat selama lima tahun terakhir untuk mendukung transisi energi di Indonesia. Salah satu hasil kinerja Mentari yang paling menonjol adalah Kajian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang merekomendasikan revisi kebijakan TKDN melalui pendekatan bertahap, mendorong permintaan melalui proyek-proyek utama seperti program penggantian diesel PLN, serta mendukung produsen lokal dengan insentif finansial, peningkatan teknologi, dan penyederhanaan perizinan.

Langkah-langkah ini penting untuk memperkuat ekosistem manufaktur panel surya dan baterai dalam negeri, serta mempercepat transisi energi yang adil di Indonesia.

Mentari juga telah mendorong investasi energi terbarukan melalui skema Viability Gap Fund (VGF) yang inovatif bersama PT SMI. Dengan memberikan hibah sebesar Rp 21 miliar melalui skema pembiayaan campuran, Mentari membantu membuka pendanaan untuk tiga pembangkit listrik tenaga air baru yang dikembangkan oleh PT Brantas Energi – yang berlokasi di Lombok (Nusa Tenggara Barat), Bali, dan Sumatera Barat dengan kapasitas gabungan sebesar 7,1 MW.

Hibah yang didanai Inggris ini menutupi sebagian dari belanja modal proyek dan menarik total investasi sekitar Rp 210 miliar. Inisiatif ini menunjukkan bagaimana kolaborasi publik-swasta dapat mempercepat infrastruktur energi bersih yang dapat direplikasi.

Mentari juga membangun jaringan listrik mini bertenaga surya berkapasitas total 95 kWp di Desa Mata Redi dan Mata Woga di Sumba Tengah (Nusa Tenggara Timur) yang kini memberikan akses listrik bagi 238 rumah tangga dan fasilitas umum, serta 16 usaha mikro dan kecil yang sebelumnya tidak memiliki akses listrik. Sistem energi terbarukan milik masyarakat ini telah berdampak positif bagi kehidupan sehari-hari mereka secara signifikan – toko-toko dapat tetap buka hingga malam,

Klinik kesehatan dapat menyimpan obat-obatan di dalam lemari pendingin, dan anak-anak dapat belajar di bawah penerangan listrik di malam hari.

Berangkat dari keberhasilan fase pertama, fase lanjutan dari program Mentari saat ini sedang dirancang di dalam kerangka Kemitraan Strategis Inggris–Indonesia yang lebih luas. Fase berikutnya ini akan terus mendukung target iklim dan energi Indonesia, serta memastikan bahwa kerja sama erat antara Inggris dan Indonesia di sektor energi terus berkembang.

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Matthew Downing, mengatakan selama lima tahun terakhir, Mentari telah menjadi program unggulan yang memperkuat kerja sama antara Inggris dan Indonesia di sektor energi rendah karbon.

"Program ini telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di Sumba Tengah, menjembatani kesenjangan antara pengembang proyek dan investor serta memberikan dukungan teknis dan kebijakan guna mendorong transisi energi Indonesia," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (4/7/2025).

Seiring pihaknya menyiapkan Kemitraan Strategis Inggris Indonesia yang baru dan lebih dalam sebagaimana disepakati oleh Perdana Menteri Keir Starmer dan Presiden Prabowo Subianto di London tahun lalu, pihaknya ingin berbagi praktik terbaik dan membuka lebih banyak peluang untuk kolaborasi dengan Indonesia.

"Bersama-sama, kita dapat mendorong energi terbarukan guna menjaga target nol bersih kita tetap tercapai demi kepentingan kedua negara, generasi masa depan, dan bumi yang lebih hijau untuk semua," ujarnya.

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

(ESDM), Dadan Kusdiana, menambahkan pihaknya di Kementerian ESDM akan memanfaatkan apa yang menjadi hasil dari Mentari. Pihaknya sedang melakukan penyiapan untuk percepatan lsitrik pedesaan, dan utamanya di wilayah timur.

"Kami ucapkan terima kasih dukungan dari negara sahabat, negara maju terutama negara UK dalam kaitan ini, kita bisa bekerja sama dan ini akan terus bekerja sama untuk supaya maju secara bersama mendapatkan manfaatnya juga secara bersama," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Samsul Widodo, mengatakan proyek percontohan Mentari di Mata Redi dan Mata Woga kini telah menyalurkan listrik ke rumah-rumah dan pelaku usaha lokal.

"Proyek-proyek Mentari di lapangan telah menghadirkan energi berkelanjutan bagi masyarakat yang sebelumnya belum terjangkau Listrik, dan hal ini bisa direplikasi di lebih banyak desa di Indonesia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement