Selasa 15 Jul 2025 07:40 WIB

Sekolah Rakyat Dimulai, Anies: Jangan Setengah-Setengah Laksanakan Program Rakyat

Anies menegaskan pentingnya keberlanjutan dan pemerataan pelaksanaan program SR.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan, menyampaikan tanggapannya pasca dimulainya program Sekolah Rakyat (SR).
Foto: Wulan Intandari
Mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan, menyampaikan tanggapannya pasca dimulainya program Sekolah Rakyat (SR).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Program Sekolah Rakyat (SR) yang merupakan salah satu inisiatif pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, resmi dimulai  Senin (14/7/2025) di 63 titik wilayah Indonesia. Program ini bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendekatan pendidikan berasrama gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan, menyampaikan tanggapannya pasca-dimulainya program Sekolah Rakyat (SR) secara serentak itu. 

Meski menyambut baik, Anies menegaskan pentingnya keberlanjutan dan pemerataan dalam pelaksanaan program SR. Menurutnya, jika program ini memang ditujukan untuk rakyat, maka harus dijalankan secara menyeluruh dan tidak setengah-setengah.

"Kalau ada program yang baik untuk rakyat ya dijalankan, sampai tuntas untuk semua. Kalau itu sudah program, ya laksanakan sampai tuntas untuk semuanya, jangan hanya sebagian," ujar Anies saat dijumpai seusai mengisi forum Global Summer Week di UGM, Senin (14/7/2025).

Anies menyoroti pentingnya komitmen dan konsistensi pemerintah dalam menjalankan program-program kerakyatan seperti SR. Keberhasilan program seperti ini, lanjutnya, ditentukan oleh implementasi yang adil dan merata, tidak hanya pada tahap perencanaan.

Ia meyakini bahwa pemerintah sudah memahami tanggung jawabnya dalam menjalankan program ini. Ia berharap seluruh rencana yang telah disusun, ke depannya dapat terlaksana dengan baik.

"Saya rasa pemerintah sudah tahu apa yang harus dikerjakan, kita berharap semua selesai dengan baik. Jadi, rencana-rencana baik itu dilaksanakan," ucapnya. 

Dalam kesempatan ini, Anies menyinggung program makan bergizi gratis (MBG), yang juga digagas oleh pemerintahan saat ini. Ia menekankan bahwa MBG sebaiknya tidak terbatas pada sekolah negeri tertentu, tetapi mencakup seluruh institusi pendidikan formal dan kelompok rentan lainnya.

"Seperti juga misalnya ada program makan bergizi gratis, kita berharap di semua sekolah SD, SMP, SMA, Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, ibu hamil, semua di seluruh wilayah terlaksana. Jadi program itu betul-betul dirasakan oleh rakyat," kata Anies.

Kendati begitu, Anies menyatakan optimisme terhadap kesiapan pemerintah termasuk dalam menjalankan Sekolah Rakyat dan program-program strategis lainnya. "Mudah-mudahan terlaksana dengan baik, seperti dengan rencana," katanya menambahkan.

Sebagai informasi, program Sekolah Rakyat (SR) merupakan langkah strategis pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Program ini menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), dan menggunakan sistem pendidikan berasrama dengan pembiayaan penuh dari negara untuk jenjang SD, SMP, hingga SMA.

Di DIY, dua unit Sekolah Rakyat telah diluncurkan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai model pendidikan berasrama gratis bagi pelajar dari keluarga kurang mampu. Keduanya berlokasi di Sonosewu, Bantul dan Purwomartani, Sleman, dengan total ada 275 siswa dari keluarga miskin ekstrem yang akan menempuh pendidikan dalam program tersebut.

Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih, memastikan seluruh persiapan teknis dan non-teknis sudah tuntas, termasuk agenda hari pertama berupa pemeriksaan kesehatan bagi seluruh siswa.

"Hari ini kita sudah bisa melaksanakan penerimaan siswa untuk cek kesehatan dan juga nanti dilanjut dengan pengenalan lingkungan selama 2 bulan,” ungkap Endang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement