Ahad 24 Aug 2025 20:14 WIB

Refund Driver Fuel Didorong Jadi Solusi Isu Sampah di Jawa Tengah

Pengembangan fasilitas RDF ini dinilai efektif dan efisien.

Pemulung memilah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Jateng (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pemulung memilah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Jateng (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Anggota Komisi D, DPRD Jawa Tengah dari Fraksi Golkar Tengah Andiniya Komala SP fokus menyelesaikan masalah TPA ilegal di Jawa Tengah. Andiniya mengetahui persis persolan sampah tidak bisa ditangani secara setengah - setengah mesti serius dan berkesinambungan. Agar semua elemen bisa bergerak sejalan.

"Saya merekomendasikan teman - teman lintas lini alokasi APBD untuk pengembangan fasilitas Refund Driver Fuel (RDF) sebagai solusi isu sampah khususnya TPA ilegal di Jawa Tengah, "papar Andiniya usai melakukan pertemuan dengan akademisi, Walhi dan LHK.

Masih menurutnya, alasan pengembangan fasilitas RDF ini dinilai efektif dan efisien karena jika sampah dibakar akan menimbulkan masalah baru. Tapi dengan mengolah sampah menjadi RDF, bisa digunakan sebagai bahan bakar PLTU. Bisa menjadi energi listrik lagi.

"Kita sesuaikan dengan UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah pasal (19/20). Jangan dibakar (terbuka), jangan ditimbun, tapi dorong ke ekonomi sirkular, ini win win Solution. Kebijakannya didukung oleh Permen ESDM Nomor 10 tahun 2025 tentang Peta Jalan Transisi Energi Sektor ketenagalistrikan yang mengatur kewajiban PLN dan industri semen untuk menyerap pasokan energi terbarukan termasuk RDF,

"Nanti kalau mau dikembangkan, terkait sampah organik bisa di alirkan ke biogas skala desa, arenanya tepat karena adanya pertanian dan peternakan" jata dia.

Hasil diskusi dengan berbagai elemen inilah jadi ditemukan berbagai tantangan di lapangan. Hal yang paling mendasar adalah soal pemilihan sampah. Masyarakat membuang sampah dicampur jadi satu antara sampah basah dan kering, sampah organik dan anorganik.

"Coba nanti di perencanaan dengan teman-teman teknik dan praktik kita petakan untuk rancangan yang lebih efisien terkait logistik dan pemilahan, smart spending ini untuk green economy yang bersifat swasembada jadi long term tidak hanya disuntik pemerintah/csr" ujar Andiniya.

Selain solusi langkah jangka pendek juga akan dilakukan solusi jangka panjang. Pendidikan kepada anak - anak sejak dini bagaimana menyikapi sampah. Bagaimana memilah sampah dan membuangnya. Kalau mental anak - anak sudah terbentuk ke depan lebih ringan kerjanya.

"Selain pendidikan kepada anak-anak juga pelatihan kepada mereka yang akan mengelola sampah hingga menjadi RDF. Untuk pelatihan ini akan didukung Dinas KLH Propinsi Jawa Tengah. Sampah sangat bernilai ekonomi kalau dikelola dengan benar dengan membentuk managemen yang baik,".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement