Senin 01 Dec 2025 16:10 WIB

Uji Coba Full Pedestrian, Malioboro Jadi Panggung Budaya Selama Dua Hari

Uji coba pedestrian menyeluruh merupakan langkah penting sebelum penerapan permanen.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Suasana Kawasan Malioboro Full Pedestrian, Senin (1/12/2025).
Foto: Wulan Intandari
Suasana Kawasan Malioboro Full Pedestrian, Senin (1/12/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Suasana berbeda terasa di jantung Kota Yogyakarta pada awal Desember ini. Selama dua hari, 1–2 Desember 2025, kawasan Malioboro kembali ditutup total dari kendaraan bermotor dan sepenuhnya menjadi ruang pejalan kaki. Uji coba full pedestrian ini dirangkaikan dengan gelaran budaya Malioboro Culture Vibes bertema 'Feel Good Monday, Feel Jogja' yang menghadirkan hiburan, aktivitas seni, hingga ruang interaksi masyarakat.

Pantauan Republika di lokasi, sejak pagi hingga siang hari, jalur Titik Nol Kilometer hingga ujung Malioboro dipenuhi wisatawan yang leluasa berjalan kaki tanpa gangguan kendaraan. Udara juga terasa lebih teduh. Ragam atraksi seni dan budaya yang disiapkan Pemkot Yogyakarta menambah hidup suasana. 

Baca Juga

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menyampaikan uji coba pedestrian menyeluruh ini merupakan langkah penting sebelum penerapan permanen.

"Uji coba ini kan ingin memastikan, bagaimana kalau nantinya dipastikan bahwa Malioboro itu menjadi full pedestrian. Kita harus uji coba terus. Karena di situlah kita jadi tahu, apa yang kurang, apa yang harus dioptimalkan," ujarnya dijumpai di sela-sela acara, Senin (1/12/2025).

Menurutnya, skema ini tidak sekadar mengosongkan Malioboro dari kendaraan, tetapi juga menjadi kesempatan mitigasi dini atas potensi masalah yang mungkin muncul. Melalui Malioboro Culture Vibes, Pemkot ingin menegaskan bahwa kawasan Malioboro terbuka untuk berbagai aktivitas seni budaya dan ekonomi, selama tetap mengikuti aturan yang berlaku.

"Ini refleksi dari Malioboro sendiri, sebagai sebuah ruang yang sudah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia. Kita ingin refleksi kembali untuk memaknai Malioboro sebagai ruang kita bersama," ungkap dia.

"Pesannya, di Malioboro itu banyak hal yang diperbolehkan, tapi tetap diatur. Aktivitas seni budaya dikelola dengan baik, termasuk aktivitas ekonomi," kata Yetti.

photo
Suasana Kawasan Malioboro Full Pedestrian, Senin (1/12/2025). - (Wulan Intandari)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement