Senin 25 Aug 2025 15:43 WIB

UGM Tegaskan Ijazah Jokowi Dicetak Hanya Sekali, Diserahkan Saat Wisuda 1985

Fakultas tidak menyimpan dokumen ijazah asli para alumni.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menegaskan keabsahan ijazah milik Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
Foto: Tangkapan Layar
Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menegaskan keabsahan ijazah milik Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menegaskan bahwa ijazah milik Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, hanya dicetak satu kali dan telah diserahkan secara langsung saat prosesi wisuda pada November 1985 silam. Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menegaskan kebijakan pencetakan ijazah hanya satu kali berlaku untuk semua lulusan, termasuk Jokowi.

Ia juga mengatakan pihak fakultas tidak menyimpan dokumen ijazah asli para alumni. "Ijazah itu kan dicetak sekali, kemudian diberikan kepada yang bersangkutan. Kami hanya memiliki salinan saja. Jadi ijazah itu satu," kata Sigit dalam video berjudul #UGMMENJAWAB Ijazah Joko Widodo yang diunggah melalui kanal YouTube resmi UGM, dilihat Republika, Sabtu (23/8/2025).

Ijazah asli, kata Sigit, berada sepenuhnya dalam tanggung jawab pemiliknya sejak diserahkan saat wisuda. "Kita punya salinan saja. Tapi kalau yang dipegang Pak Jokowi, tentunya yang asli, yang beliau pegang itu," ucapnya.

Ia kembali memastikan Presiden ke-7 RI itu masuk ke UGM setelah serangkaian tes dan diumumkan 18 Juli 1980. Kemudian registrasi dilakukan 28 Juli 1980. Bukti Jokowi masuk UGM adalah form registrasi untuk pertama kali, lalu di semester 5 ada herregistrasi.

Namun saat ini dokumen tersebut posisinya berada di kepolisian. Sigit menilai dokumen itu juga data pribadi. "Posisinya kita serahkan ke kepolisian. Jadi kami tidak bisa menunjukkan itu," katanya.

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Wakil Rektor UGM, Wening Udasmoro. Menurutnya, kampus tidak memiliki kewenangan untuk memverifikasi keaslian foto-foto ijazah yang tersebar di media sosial dan diklaim sebagai milik Jokowi.

"Bukan wewenang kami. Kami tidak melakukan verifikasi terhadap apa yang beredar di media sosial. Yang kami percayai adalah apa yang kami punya. UGM selama ini basisnya adalah apa yang kami punya, sehingga bisa dikatakan jawaban kami akan tetap sama. Ditanya lagi jawaban kami tetap sama, karena dasar dari kami datanya sama," kata Wening.

Ia mengatakan satu-satunya dasar yang dimiliki UGM adalah salinan dokumen yang tercatat secara resmi sejak pertama kali diberikan. Menanggapi permintaan pihak-pihak tertentu yang ingin mengetahui keabsahan ijazah atau status kelulusan seseorang dari UGM, Wening menegaskan kampus tidak bisa menunjukkan data pribadi milik seseorang tanpa persetujuan pemilik dokumen.

"Karena memang harus orang tersebut, yang memiliki ijazah (yang menunjukkan bukti -Red). Dan kemudian kalau misalnya saya ingin tahu nih, orang ini alumni atau bukan, kita terbentur pada peraturan. Kita tidak bisa menunjukkan data pribadi kepada orang yang itu tidak relevan dengan mereka yang memiliki ijazah tersebut," ungkapnya.

"Jadi orang tersebut yang (bisa) menunjukkan ijazah tersebut," kata Wening menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement