Senin 25 Aug 2025 19:35 WIB

Kisah Para Sarjana Muda Resah Mencari Kerja

Setiap tahun selalu ada lulusan sarjana-sarjana baru yang juga membutuhkan pekerjaan.

Suasana bursa kerja yang digelar Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada 21-22 Agustus 2025.
Foto: Kamran Dikarma/ Republika
Suasana bursa kerja yang digelar Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada 21-22 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Kamran Dikarma

Sudah enam bulan terakhir, Nadhira (22 tahun), melamar berbagai lowongan pekerjaan. Puluhan surat lamaran sudah ia kirimkan ke berbagai perusahaan. Namun usahanya belum membuahkan hasil.

Nadhira merupakan alumnus program studi Administrasi Publik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) angkatan 2021. Dia diwisuda pada Mei 2025 lalu. Namun sejak lulus sidang sarjana pada Maret 2025, Nadhira sudah mulai aktif mengirimkan surat lamaran pekerjaan.

“Surat lamaran yang sudah saya kirim lebih dari 80,” ungkap Nadhira ketika ditemui saat tengah mengunjungi bursa kerja yang digelar di Kantor Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) di Kota Semarang, Kamis (21/8/2025).

Nadhira mengatakan, puluhan surat lamaran pekerjaan itu dia kirim ke berbagai perusahaan di seluruh Indonesia. Perempuan asal Magelang, Jateng, tersebut mengaku siap bekerja dan ditempatkan di mana saja. Menurutnya, keluarganya pun memberikan dukungan jika kelak pekerjaan yang diperolehnya jauh dari Magelang.

Dari puluhan lowongan pekerjaan yang dilamarnya, Nadhira mengaku sudah sempat menjalani tes dan wawancara di beberapa perusahaan. “Cuman memang belum rezeki saja,” ujarnya.

Nadhira mengatakan, dia sengaja datang dari Magelang ke Kota Semarang untuk mengikuti bursa kerja yang digelar Disnakertrans Jateng. Nadhira menyiapkan cukup surat lamaran pekerjaan untuk diajukan ke stan perusahaan-perusahaan di gelaran bursa kerja tersebut.

“Saya melamar ke semua yang bisa dari jurusan saya. Biasanya all major, fresh graduate,” ucapnya.

Sementara itu, Anisa (24 tahun), sarjana Teknik Industri dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, sudah menganggur selama dua tahun, terhitung sejak dia lulus pada 2023 lalu. Dia mengakui cukup sulit memperoleh pekerjaan.

“Cukup sulit memang. Butuh pengalaman yang lebih mungkin saat masih menjadi mahasiswa, tidak cukup hanya sekali magang saja,” katanya ketika menghadiri bursa kerja di Kantor Disnakertrans Jateng.

Selama dua tahun mencari pekerjaan, Anisa tidak pasif. Sambil menunggu panggilan tes atau wawancara, dia mengikuti berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan teknis dan nonteknisnya, termasuk memahirkan kemampuan bahasa asingnya.

“Tidak cuma bahasa Inggris, saya juga belajar bahasa Mandarin,” ujarnya.

Menurutnya, kemampuan membangun dan memperlebar relasi tampaknya turut berperan dalam upaya mencari pekerjaan. Sebab dia melihat terkadang terdapat lowongan-lowongan pekerjaan yang hanya diinfokan ke kelompok atau kalangan tertentu.

“Relasi itu penting. Kadang tidak kelihatan kan kalau perusahaan membuka lowongan, tapi bisa lewat rekomendasi (relasi), ‘Ini ada (lowongan)’. Jadi bisa dilamar, tapi tetap melalui interview,” ucap Dian.

Sampai saat ini Dian masih berusaha mendapatkan pekerjaan. Dia tak memungkiri persaingan untuk mencari pekerjaan semakin ketat. Sebab setiap tahun selalu ada lulusan sarjana-sarjana baru yang juga membutuhkan pekerjaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement