Selasa 26 Aug 2025 08:24 WIB

Bak Pahlawan Kesiangan, Presiden Trump Geram Israel Serang RS Nasser di Gaza yang Tewaskan Wartawan

Trump menyerukan Israel selamanya hentikan praktik kejinya yang menargetkan wartawan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Donald Trump didampingi Menteri Pertahanan Pete Hegseth berbicara di Gedung Putih, Washington, DC, Senin, 11 Agustus 2025.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Presiden Donald Trump didampingi Menteri Pertahanan Pete Hegseth berbicara di Gedung Putih, Washington, DC, Senin, 11 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku tidak senang atas tindakan Israel menyerang Rumah Sakit (RS) Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza. Serangan tersebut membunuh 20 orang, termasuk lima jurnalis. 

"Saya tidak senang tentang hal itu. Saya tidak ingin melihatnya," kata Trump saat diwawancara awak media di Oval Office, Gedung Putih, Senin (25/8/2025), dikutip laman Middle East Monitor.

Baca Juga

"Pada saat yang sama, kita harus mengakhiri mimpi buruk ini. Sayalah yang membebaskan para sandera," tambah Trump mengacu pada warga Israel yang masih ditahan kelompok Hamas di Jalur Gaza.

The Foreign Press Association (FPA) mengecam serangan militer Israel ke RS Nasser di Jalur Gaza pada Senin. "Kami menuntut penjelasan segera dari Pasukan Pertahanan Israel dan Kantor Perdana Menteri Israel. Kami menyerukan Israel untuk selamanya menghentikan praktik kejinya yang menargetkan wartawan," kata FPA dalam pernyataannya, dikutip laman Al Arabiya. 

Media Aljazeera mengatakan, salah satu jurnalisnya bernama Mohammad Salama termasuk di antara lima jurnalis yang terbunuh ketika Israel menyerang RS Nasser. Dua pekan lalu, enam staf dan satu pekerja lepas Aljazeera juga terbunuh serangan Israel. 

Menurut otoritas Gaza, juru kamera bernama Hussam al-Masri yang bekerja untuk Reuters juga termasuk korban tewas dari serangan ke RS Nasser. Militer Israel mengakui melancarkan serangan ke RS Nasser, tapi membantah dengan sengaja menargetkan jurnalis.

"Kami menyesalkan segala bentuk kerugian terhadap individu yang tidak terlibat dan tidak menargetkan jurnalis," kata militer Israel dalam pernyataannya seraya menambahkan bahwa serangan ke RS Nasser akan diselidiki. 

RS Nasser berlokasi di Khan Younis. Ia merupakan RS terbesar di Gaza selatan dan telah bertahan dari serangan serta pemboman Israel selama 22 bulan terakhir. Meski beroperasi, RS Nasser hampir lumpuh karena tipisnya pasokan dan para staf yang kritis. 

Sejauh ini lebih dari 62 ribu warga Gaza telah terbunuh akibat serangan Israel. Jumlah itu dihitung sejak Israel memulai agresinya ke Gaza pada Oktober 2023.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement