Senin 08 Sep 2025 07:58 WIB

Pemugaran Telan Biaya Rp28 M, Gereja Blenduk Semarang Resmi Dibuka Kembali

Pemugaran gereja berstatus situs cagar budaya tersebut berlangsung selama satu tahun.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin meresmikan pembukaan kembali Gereja Blenduk pada Ahad (7/9/2025).
Foto: Pemkot Semarang
Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin meresmikan pembukaan kembali Gereja Blenduk pada Ahad (7/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel atau Gereja Blenduk yang berada di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, telah rampung dipugar. Pemugaran gereja berstatus situs cagar budaya tersebut berlangsung selama satu tahun dan menelan biaya Rp28 miliar. 

Proyek rehabilitasi Gereja Blenduk dieksekusi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). "Merupakan sebuah anugerah bagi kita semua dapat berada di tempat yang begitu bersejarah ini. Gereja Blenduk bukan hanya bangunan, tetapi simbol kebanggaan, toleransi, dan keberagaman warga Kota Semarang," kata Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin ketika meresmikan pembukaan kembali Gereja Blenduk, Ahad (7/9/2025). 

 

Dia menilai, Gereja Blenduk sudah menjadi saksi dari perjalanan Kota Semarang. "Dua ratus tujuh puluh dua tahun lamanya gereja ini berdiri, tidak hanya menjadi rumah untuk bertemu dengan Tuhan, tetapi juga menyimpan cerita perjalanan kota yang kita cintai. Ini adalah wujud bagaimana kemajuan tidak boleh melupakan akar sejarah," ucapnya. 

 

Menurut Iswar, pemugaran Gereja Blenduk bukan pekerjaan sederhana. "Merehabilitasi bangunan heritage tentu sangat berbeda dengan membangun gedung baru. Banyak aturan dan perundang-undangan yang harus ditaati. Butuh ketelitian, kehati-hatian, dan melibatkan banyak pihak," ujarnya. 

 

Iswar mengatakan, Gereja Blenduk telah menjadi simbol dan daya tarik turistik Kota Semarang. "Saya yakin, setiap orang yang melewati kawasan Kota Lama pasti terpesona oleh keindahan Gereja Blenduk. Bahkan, tak jarang gereja ini menjadi latar belakang foto oleh para wisatawan, setiap saat," ucapnya. 

 

Dia mengungkapkan, dalam lima tahun terakhir, setelah revitalisasi kawasan Kota Lama, tingkat kunjungan wisata ke Kota Semarang terus meningkat. Bahkan, sejak 2019, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Lama melampaui Candi Borobudur, yang selama ini dikenal sebagai destinasi pariwisata utama di Jawa Tengah.

 

Selain menjadi simbol dan daya tarik wisata, Gereja Blenduk, kata Iswar, juga telah menjadi simbol toleransi di tengah keberagaman Kota Semarang. "Gereja ini bukan hanya tempat ibadah, tapi juga simbol keberagaman dan toleransi. Siapapun yang datang ke Kota Lama akan merasakan atmosfer keindahan dan sejarah yang luar biasa di sini," ujarnya. 

 

Iswar mengajak masyarakat ikut menjaga, merawat, dan melestarikan Gereja Blenduk sebagai warisan budaya yang tak ternilai. "Mari kita jaga bukan hanya bangunannya, tapi juga semangat persaudaraan dan toleransi yang dipancarkan dari setiap sudutnya. Semoga gereja ini senantiasa menjadi simbol harmoni, kebersamaan, dan kasih bagi Kota Semarang," kata Iswar.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement