REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Universitas Semarang (USM) menanggapi kabar soal adanya mahasiswa mereka yang meninggal saat mengikuti kegiatan ospek atau USM menyebutnya dengan pengenalan akademik dan kemahasiswaan (Pakem). Mereka mengonfirmasi adanya insiden tersebut.
Wakil Rektor III USM, Muhammad Junaidi, mengungkapkan, mahasiswa yang meninggal adalah perempuan berinisial C asal Semarang. C terdaftar sebagai mahasiswa baru di Fakultas Ekonomi USM.
Junaidi menerangkan, C meninggal ketika tengah mengikuti kegiatan Pakem di USM, Ahad (14/9/2025). Kendati demikian, dia memastikan, tidak ada praktik perpeloncoan atau tindak kekerasan dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya, Pakem dibungkus dengan beragam aktivitas bernuansa kegembiraan.
Menurut Junaidi, C tiba-tiba roboh saat para peserta Pakem sedang melaksanakan kegiatan menyanyi bersama di gedung olahraga USM. "Pada saat dia (C) mau ikut nyanyi, tiba-tiba kemudian terjatuh," ungkap Junaidi ketika diwawancara di kantornya, Rabu (17/9/2025).
Junaidi membantah kabar yang beredar luas di media sosial bahwa pihak kampus tak melakukan penanganan terhadap C. Dia mengatakan, setelah terjatuh, C akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Panti Wilasa.
Kendati sudah berusaha ditangani, C akhirnya meninggal dunia. "Memang rumah sakit tidak mengeluarkan informasi, tapi dari sisi keluarga menyampaikan (C) ada riwayat komorbid jantung. Ayahnya sudah pernah seperti itu, kakaknya yang pertama juga," kata Junaidi.
Menurut Junaidi, C adalah penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. "Pak Rektor menyampaikan, biaya yang menjadi KIPK bersangkutan, tolong dipastikan untuk dikembalikan, kemudian beasiswa itu kita berikan," ujarnya.
Junaidi memastikan tidak ada kelalaian dari pihak kampus terkait kematian almarhumah C. Hal itu karena selama pelaksanaan Pakem, USM menyediakan fasilitas yang dibutuhkan, termasuk makanan untuk para mahasiswa.
"Kami berduka cita atas wafatnya almarhumah," kata Junaidi.