Jumat 26 Sep 2025 17:34 WIB

Lebih dari 100 Siswa di Banyumas Diduga Keracunan MBG, Alami Mual, Pusing, dan Muntah

Siswa mengalami gejala keracunan setelah 12 jam menyantap MBG.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Petugas mendata paket makanan bergizi gratis.
Foto: ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Petugas mendata paket makanan bergizi gratis.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Lebih dari 100 siswa di Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Terduga korban keracunan berasal dari sejumlah sekolah, termasuk beberapa SD. 

Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Banyumas, Taryono, mengungkapkan, para siswa diduga mengalami keracunan dari menu MBG yang disajikan pada Selasa (23/9/2025). "Pada hari Rabu-nya, terdeteksi laporan ada beberapa anak yang tidak masuk sekolah dengan keluhan yang mirip: mual, pusing, muntah," ucapnya ketika dihubungi Republika, Jumat (26/9/2025). 

Baca Juga

Setelah itu, sekolah-sekolah langsung menjalin koordinasi dengan puskesmas, termasuk Dinas Pendidikan Banyumas. "Kami kemudian koordinasi dengan BGN (Badan Gizi Nasional), yang intinya kemudian sudah dapat laporan dari Dinkes, ada di atas 100 (siswa yang diduga keracunan)," kata Taryono. 

Menurut Taryono, korban terduga keracunan berasal dari mulai PAUD hingga jenjang SMA, termasuk madrasah ibtidaiah. Dua sekolah dengan kasus mencolok adalah SDN Kediri dan SDN Pangebatan.

"Dari SDN Pangebatan itu kemarin ada 52 (siswa) yang tidak sekolah. Kemudian dari TK Pertiwi Pangebatan ada 20. Sementara SDN Kediri ada 30," ucapnya. 

Dia menerangkan, SPPG Karenglewas melayani pelaksanaan MBG di hampir 12 sekolah, mulai dari TK, SD, MI, SMP, hingga SMA. "Karena (para siswa) punya keluhan yang sama, kita kan dugaannya kejadian luar biasa, ada pola ke sana," ujar Taryono. 

Taryono mengungkapkan, setelah sempat mendapatkan penanganan oleh puskesmas, para siswa sudah mulai pulih. Sebagian di antaranya masih beristirahat di rumah dan sebagian lainnya sudah mulai bersekolah kembali. 

Menurut Taryono, SPPG yang menyajikan MBG di sekolah-sekolah terkait di Kecamatan Karanglewas belum memberi penjelasan mendetail soal kasus dugaan keracunan. Namun dia menyebut akan ada evaluasi dari Badan Gizi Nasional (BGN) Kabupaten Banyumas. 

Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas, Sito Hatmoko, mengungkapkan, para siswa di SDN Pengebatan mengalami mual, muntah, dan diare sekitar 12 jam setelah mengonsumsi MBG di sekolah. Dia mengungkapkan, menu MBG yang disajikan di SDN Pangebatan pada Selasa adalah nasi, ayam goreng, sambal tomat, abon, tahu goreng, dan buah naga. 

Sito mengatakan, setelah para siswa mengalami gejala seperti keracunan, Dinkes Banyumas, berkoordinasi dengan puskesmas, langsung melakukan penanganan. "Laporan resmi dari puskesmas, ada 70 anak dengan keluhan seperti itu," ucapnya seraya menambahkan bahwa tak ada yang menjalani rawat inap. 

Menurut Sito, sejauh ini Dinkes Banyumas baru menerima data terkait korban dugaan keracunan MBG dari SDN Pangebatan. Dia menyebut, Dinkes Banyumas belum memperoleh laporan dari sekolah lain yang para siswanya diduga turut mengalami keracunan. Sito menyebut Dinkes Banyumas telah mengambil sampel makanan MBG yang diduga menjadi sumber gejala mirip keracunan untuk diuji di laboratorium.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement