REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO --Suasana haru menyelimuti RS Bhayangkara Polda Jatim pada Ahad (5/10/2025), dini hari saat tiga jenazah korban ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, berhasil diidentifikasi oleh petugas dan diserahkan kepada pihak keluarga.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tampak hadir langsung dalam proses serah terima jenazah. Ia juga tak kuasa menahan tangis saat menyaksikan kesedihan keluarga korban yang menangis histeris saat mengetahui jenazah yang berhasil diidentifikasi tersebut adalah anaknya.
Ketiga jenazah yang telah teridentifikasi merupakan santri asal Kota Surabaya. Setelah proses shalat jenazah di RS Bhayangkara, ketiganya langsung dibawa menggunakan ambulans menuju rumah duka masing-masing.
"Dini hari ini juga akan kami serahkan, karena keluarga pasti menghendaki cepat," ujar Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes M. Khusnan, di RS Bhayangkara Polda Jatim, Ahad, (5/10/2025).
Proses Identifikasi Secara Ilmiah
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim menyampaikan identifikasi tiga jenazah baru yang berhasil dievakuasi tim SAR gabuangan itu melalui metode medis, forensik, dan pencocokan data ante mortem dengan pihak keluarga. Proses identifikasi dilakukan secara teliti menggunakan pencocokan gigi, properti pribadi, data medis, dan sidik jari.
Adapun ketiga jenazah yang berhasil diidentifikasi antara lain :
-
FN (16 tahun), warga Tembok Lor, Surabaya. Jenazah dengan nomor PM RSPB 002 ini teridentifikasi melalui pemeriksaan gigi.
-
MAI (13 tahun), warga Jalan Randu Indah, Kenjeran, Surabaya. Teridentifikasi melalui data medis dan properti, dicocokkan dengan data ante mortem nomor AM 007.
-
DM (15 tahun), warga Sidokapasan, Surabaya. Jenazah dengan nomor PM RSB B006 dikenali melalui pemeriksaan sidik jari, gigi, medis, dan properti pribadi.
"Ketiganya teridentifikasi melalui data antemortem melalui medis dan properti yang diserahkan kepada kami," katanya.
Dengan ini total sudah ada delapan jenazah yang telah berhasil tim DVI identifikasi. Sementara lainnya masih dalam proses.
Saat ditanya terkait satu bagian tubuh (body part) yang ditemukan berupa kaki kanan masih dalam proses identifikasi menggunakan pengujian DNA.
"Untuk body part, bagian tubuh yang ditemukan berupa kaki kanan, dan belum dihitung sebagai satu jenazah karena masih menunggu hasil pencocokan DNA. Besok (Ahad, 5/10/2025) kami akan kirim sampel DNA ke Jakarta untuk pengujian laboratorium," ujarnya.
Operasi DVI ini melibatkan Pusdokkes Polri, tim Inafis Polda Jatim, serta Persatuan Dokter Forensik Indonesia. Proses identifikasi korban tragedi runtuhnya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny masih terus berlangsung, dengan harapan seluruh korban dapat segera dikenali dan dipulangkan ke keluarga masing-masing.
Sampai berita ini dibuat, diduga masih ada sekitar 26 korban yang masih belum ditemukan. Tim SAR Gabungan masih melanjutkan upaya pencariannya di lokasi kejadian.