Sabtu 11 Oct 2025 19:33 WIB

Kemenperin Dorong Produktivitas Industri Batik Nasional Lewat Event Lari

Produktivitas harus diikuti oleh kesadaran publik terhadap nilai dan keunikan batik.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Memperingati Hari Batik Nasional Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) di bawah Badan Standardisasi dan Kebiijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian menggelar Batik City Run 2025 di kawasan bersejarah Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Ahad (12/10/2025).

Tak sekadar ajang olahraga, kegiatan ini menjadi strategi kreatif untuk meningkatkan

produktivitas dan keberlanjutan industri batik melalui pemakaian batik di kalangan generasi muda. Dengan semakin banyak masyarakat yang memakai batik dalam aktivitas sehari-hari, permintaan terhadap produk batik diharapkan meningkat, sehingga turut mendorong aktivitas produksi di sentra-sentra batik nasional.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa

pertumbuhan industri batik sangat bergantung pada konsumsi domestik yang berkelanjutan.

“Ketika batik menjadi bagian dari gaya hidup modern, otomatis produktivitas industri ikut bergerak. Batik City Run bukan hanya tentang olahraga, tapi tentang membangun kebiasaan baru, memakai batik dengan bangga, di mana saja dan kapan saja,” ujar Menperin.

Ia menambahkan bahwa Kementerian Perindustrian terus memperkuat kebijakan hilirisasi dan inovasi desain untuk memastikan industri batik tumbuh tidak hanya secara budaya, tetapi juga ekonomi.

Kepala BSKJI Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi menekankan pentingnya memperluas pasar batik domestik agar rantai pasok dan tenaga kerja di industri batik terus bergerak.

“Meningkatkan produktivitas tidak hanya soal mesin dan bahan baku, tapi juga soal pasar yang hidup. Kegiatan seperti Batik City Run membantu memperluas pasar itu — lewat anak muda, komunitas olahraga, dan media sosial,” jelasnya.

BSKJI melalui Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

(BBSPJIKB) terus berupaya meningkatkan efisiensi produksi, standardisasi mutu, serta inovasi teknologi ramah lingkungan agar industri batik semakin kompetitif.

Kepala BBSPJIKB, Jonni Afrizon menyampaikan bahwa peningkatan produktivitas harus diikuti oleh kesadaran publik terhadap nilai dan keunikan batik.

“Kami ingin mendorong agar hasil produksi batik tidak berhenti di sentra industri, tetapi hadir di ruang publik. Batik City Run membuka jalur baru agar produk batik dikenal lebih luas, dipakai lebih sering, dan akhirnya meningkatkan permintaan bagi para pengrajin,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement