Kamis 07 Oct 2021 18:24 WIB

Sleman Miliki Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat

SPALD-T ini merupakan sistem pengolahan air limbah sederhana.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sleman Miliki Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (ilustrasi).
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Sleman Miliki Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Bupati Sleman, Kustini Purnomo, meresmikan Sistem Pengelolaan Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T). Ini merupakan program sanitasi masyarakat (sanimas) Dusun Kules, Kalurahan Sumberadi, Kapanewon Mlati.

Adapun SPALD-T tersebut merupakan program pemerintah yang melibatkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) secara langsung dalam realisasi. Pembangunan SPALD-T di Dusun Kules ini berlangsung selama empat bulan melingkupi berbagai tahapan.

Pembiayaan sementara pembangunan SPALD-T berasal dari APBN Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 500 juta dan hasil swadaya masyarakat sebesar Rp 90 juta. Kustini menekankan, pembangunan SPALD-T ini merupakan wujud keseriusan Pemkab Sleman.

Terutama, kata Kustini, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk pembangunan infrastruktur di Sleman. Dengan selesai pembangunan, ini jadi awal bagi masyarakat Kules untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

"Tugas dan tanggungjawab tersebut untuk menjaga dan memelihara sarana SPALD-T yang telah dibangun," kata Kustini, Kamis (7/10).

SPALD-T ini merupakan sistem pengolahan air limbah sederhana dengan konsep pengaliran secara gravitasi baik dalam pengaliran air limbah melalui pemipaan maupun pengaliran air limbah dalam proses instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).

Kustini mengingatkan kalau pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi masyarakat yang terjadi di Sleman secara tidak langsung akan memberikan pengaruh besar. Utamanya, terhadap peningkatan limbah yang dihasilkan.

Ia berpendapat, kondisi itu perlu diimbangi salah satunya dengan perbaikan sistem pengolahan limbah yang ada. Sebab, Kustini menekankan, perbaikan sistem pengelolaan pembuangan air limbah domestik kunci mencegah adanya pencemaran.

"SPALD-T yang kita resmikan hari ini saya harap benar-benar dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan lingkungan Sleman, khususnya di Kules Sumberadi Mlati," ujar Kustini.

Di Dusun Drono, Kalurahan Sardonoharjo, Kapanewon Ngaglik, masyarakat dibantu mahasiswa UGM mengembangkan teknologi aero microbubble ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Itu untuk mengatasi limbah sungai yang berbau tidak sedap.

Caranya, melarutkan oksigen melalui gelembung-gelembung udara berukuran mikro dengan efektivitas tinggi dan merata di permukaan air. Mereka mampu hilangkan bau di limbah IPAL komunal, dengan volume delapan liter untuk 20 menit.

Untuk memaksimalkan potensi IPAL komunal, terutama k bakteri anaerob, biogas dipilih sebagai salah satu pemanfaatan. Pengelolaan biogas dari limbah ini jadi pola pengelolaan limbah sekaligus pemanfaatan energi terbarukan skala kecil. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement