Selasa 07 Feb 2023 11:21 WIB

PDIN Siap Wadahi Desainer Wujudkan Yogyakarta Pusat Fesyen Dunia

Potensi industri fesyen di Yogyakarta cukup tinggi

Para pengunjung melihat-lihat produk-produk yang dipamerkan pada pameran produk kulit Leather Product Exhibition di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) Yogyakarta, Jumat (13/1/2023).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Para pengunjung melihat-lihat produk-produk yang dipamerkan pada pameran produk kulit Leather Product Exhibition di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) Yogyakarta, Jumat (13/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) siap memberikan wadah bagi para desainer untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai pusat fesyen dunia dengan tetap mengandalkan pengembangan mode berbasis budaya.

"Potensi fesyen di Yogyakarta cukup besar. Tentunya kami siap mendukung dan memberikan wadah bagi para desainer untuk bisa saling berkolaborasi menelurkan karya yang mampu diserap pasar yang lebih luas," kata Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto usai pertemuan dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X di Gedung Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta, Senin (6/2/2023).

Menurut Tri, potensi industri fesyen di Yogyakarta cukup tinggi dengan banyaknya desainer fesyen di kota tersebut hingga industri pendukung lain. Para desainer fesyen yang selama ini kerap bekerja secara terpisah, lanjut dia, bisa memanfaatkan gedung Pusat Desain Industri Nasional sebagai tempat bertemu dan berkolaborasi untuk menghasilkan karya yang saling melengkapi.

Ia menegaskan, produk fesyen tidak hanya berupa pakaian saja tetapi meliputi berbagai produk aksesoris yang dikenakan dari ujung kepala hingga kaki seperti perhiasan, tas, hingga sepatu dan lainnya. "Pengembangan fesyen ini juga menjadi salah satu dari tiga prioritas yang akan diunggulkan di PDIN pada awal 2023 selain industri logam dan kayu," katanya.

Sejak selesai dibangun pada akhir 2022, pengelolaan PDIN melekat di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Logam yang berada di bawah Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta. "Nantinya, kami akan mengubah nomenklatur UPT Logam menjadi UPT Desain dan Manufaktur menyesuaikan tugas dan fungsinya," katanya.

Sejumlah strategi bisnis pun sudah disiapkan agar PDIN bisa dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan desain yang bisa mendukung pengembangan industri kecil dan menengah di Yogyakarta, DIY, maupun untuk skala nasional.

"Pada 2023, kami berupaya agar PDIN bisa dikenal semakin luas oleh masyarakat terutama pelaku industri kecil menengah (IKM) dan baru pada 2024 mulai menjalankan program riset dan pengembangan hingga menjual jasa desain untuk menghasilkan profit," katanya.

Sementara itu Sri Sultan HB X mengingatkan pentingnya penguatan struktur organisasi dan manajemen untuk mendukung fungsi PDIN. "Penyusunan organisasi dan manajemen yang kuat justru sering dilupakan padahal ini sangat penting untuk memastikan PDIN bisa berjalan dengan baik," katanya.

Ia pun berharap, PDIN juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung untuk pengembangan industri kecil menengah. "Sarana dan prasarana ini bisa difungsikan secara komersial untuk menghasilkan profit. Makanya, perlu organisasi dan manajemen pengelola yang kuat," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement