REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemanfaatan GeNose-C19 guna mendukung upaya skrining bakal disambut positif masyarakat pengguna jasa transportasi. Sebab, alat buatan anak bangsa (UGM) tersebut memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan alat skrining lainnya yang sudah ada.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan setidaknya ada tiga alasan yang membuat GeNose-C19 bakal direspon baik dan itu diserap langsung dari masyarakat pengguna jasa transportasi.
“Saya beberapa waktu lalu sempat bertanya langsung kepada para calon penumpang kereta api, kebanyakan mereka memang lebih suka pake GeNose-C19,” ungkapnya, di Semarang, Jawa Tengah, Senin (1/3).
Yang pertama karena memang biayanya lebih murah. Kedua hasilnya juga relatif lebih cepat. Alasan ke-tiga yang juga banyak diungkapkan adalah tidak sakit.
Sambutan positif masyarakat tersebut, lanjut gubernur, telah direspon oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan memanfaatkan GeNos-C19 sebagai alat skrining penumpang di beberapa moda transportasi.
Bahkan, sejak awal diperkenalkan, gbernur juga mendorong UGM untuk mempercepat produksi massal agar alat tersebut bias segera didistribusikan dan bias segera digunakan di tempat-tempat umum lainnya.
“Hari ini kurang lebih ada beberapa kontainer yang mau dilepas, kira-kira 2.000 lah mau dilepas untuk disebarkan kepada para pemesan dan ini mudah-mudahan ini menjadi cerita baik bagi karya anak bangsa tersebut,” kata dia.
Sehingga kalau ada banyak orang yang akan menggunakan alat skrining tersebut di tempat- tempat umum maupun keramaian, maka GeNose-C19 setidaknya akan bisa menjadi solusi yang pas.
Ganjar juga menyampaikan, di Jawa Tengah sendiri, hingga saat ini baru mendapatkan dua alat GeNose-C19 dari total 100 pesanan alat yang dikembangkan oleh Tim Peneliti UGM. Dalam perkembangannya, GeNose-C19 mulai digunakan Kemenhub di tempat transportasi public, seperti di sejumlah Stasiun dan Pelabuhan.
“Kini, total sudah ada 12 Stasiun yang tersebar di Pulau Jawa telah menyediakan layanan pemeriksaan GeNose- C19,” ucap dia.