REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Sebanyak 25 oknum calon mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, terdiskualifikasi dari proses seleksi penerimaan calon mahasiswa baru.
Mereka diindikasikan telah melakukan sejumlah kecurangan, dalam proses seleksi calon mahasiswa baru Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Unissula yang dilaksanakan secara daring, baru- baru ini.
“Atas ulah tersebut, Panitia Peneriamaan Mahasiswa Baru Unissula telah menggugurkan dan mendiskualifikasi mereka dari proses seleksi,” jelas Wakil Rektor III Unissula, Muhammad Qomaruddin ST MSc PhD di Semarang, Senin (29/3).
Menurutnya, Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Unissula telah menggagalkan upaya curang sebanyak 25 oknum peserta ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru, Fakultas kedokteran dan Kedokteran Gigi Unissula tahun akademik 2021/ 2022.
Seleksi calon mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi tersebut dilaksanakan secara daring pada Ahad (28/3) kemarin.
Berdasarkan laporan dari panitia penyelenggara, pelaksanaan ujian saringan masuk Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Unissula diikuti sebanyak 252 orang calon mahasiswa baru gelombang 1 tahap 2.
Namun dalam pelaksanaannya panitia mengidentifikasi sejumlah kecurangan yang dilakukan oknum calon mahasiswa baru agar bisa diterima menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Unissula.
Atas temuan tersebut, panitia seleksi akhirnya memberikan tindakan tegas dengan menggugurkan dan mendiskualifikasi mereka dari proses seleksi. “Hari itu juga, mereka dinyatakan gugur dan terdiskualifikasi,” jelasnya.
Qomaruddin juga menyampaikan, beberapa pelanggaran (kecurangan) yang dilakukan oleh oknum calon mahasiswa tersebut –antara lain-- menggunakan bantuan teknologi dengan meremote PC dan beberapa pelanggaran teknis lainnya.
Cara- cara yang tidak fair tersebut terdeteksi karena teknologi seleksi Computer Based Test (CBT) Seleksi mahasiswa Baru Unissula sudah dipastikan setiap bentuk kecurangan akan terungkap.
Selain itu, Unissula melakukan proses penerimaan mahasiswa baru secara ketat dan mengutamakan calon mahasiswa yang benar- benar memiliki kualifikasi secara akademis.
“Terlebih saat ini Fakultas Kedokteran Umum dan Fakultas Kedokteran Gigi Unissula telah terakreditasi A dari LAM PT KES serta terakreditasi internasional dengan predikat unggul dari ASIC yang berbasis di Inggris,” tegas Qomaruddin.
Oleh karena itu, lanjutnya, dalam proses seleksi mahasiswa baru kali ini, Unissula tidak main- main dan telah membangun sistem seleksi ini dengan melibatkan tenaga ahli IT yang berkompeten di bidangnya.
Sebaliknya, dalam proses seleksi mahasiswa baru tersebut Unissula sangat mengutamakan calon mahasiswa yang memiliki integritas, kualitas serta standar calon mahasiswa yang benar- benar memenuhi persyaratan.
“Sehingga, tindakan yang diberikan kepada oknum calon mahasiswa yang terindikasi melakukan kecurangan tersebut sebagai bukti dari komitmen universitas tersebut,” tambahnya.
Lebih lanjut, Qomaruddin juga menyampaikan, kepada para calon mahasiswa dan orang tua calon mahasiswa untuk tidak tergoda dengan cara- cara curang untuk bisa diterima menjadi mahasiswa baru.
Seiring dengan semakin baiknya kualitas Fakultas Kedokteran Umum dan Fakultas Kedokteran Gigi Unissula, maka akan semakin banyak calon mahasiswa yang tertarik untuk bergabung menjadi mahasiswa.
“Namun perlu kami ingatkan kembali, bahwa hal itu harus tetap dilakukan dengan cara- cara yang legal, cara- cara yang benar serta menghindari berbagai hal yang berbau kecurangan,” pungkasnya.
Terpisah, Dekan Fakultas Kedokteran Unissula, Dr dr H Setyo Trisnadi SH SpKF menambahkan, menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran memerlukan kesiapan spiritual, keilmuan dan perilaku yang baik sebagai dasar untuk mengikuti proses belajar.
Karena proses pendidikan tersebut memerlukan ketahanan, pemahaman, ketrampilan dan attitude yang baik. Apalagi Pendidikan kedokteran mahasiswa harus menempuh ujian nasional sebagai exit exam.
Di samping itu, Fakultas Kedokteran dalam pengembangan institusi selalu memperhatikan dinamika kebutuhan stakeholder. “Sehingga mutu lulusan memenuhi standar kompetensi menjadi hal yang mutlak,” ungkapnya.