REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sebanyak 140 sekolah jenjang SMA dan SMP sederajat di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) bakal melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) selama dua pekan, mulai Senin (5/4). Seluruh sekolah penyelenggara pun telah mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana (sarpras) pendukung agar pelaksanaan PTM bisa berjalan lancar.
Anggota Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto mengingatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng tidak sekadar mengawal, namun juga mengantisipasi dampak terburuk pelaksanaan uji coba PTM tersebut. "Sebab uji coba sekolah tatap muka masih cukup berisiko terhadap penularan atau munculnya kasus baru Covid-19, kata Yudi di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (2/4).
Legislator Partai Gerindra itu menjelaskan, ada tiga alasan mengapa uji coba sekolah tatap muka di Jateng masih tetap mengkhawatirkan dan berisiko terhadap munculnya kasus baru Covid-19. Pertama, Pemprov Jateng jangan terlena dan harus belajar dari kasus munculnya klaster sekolah, pada pelaksanaan uji coba sekolah tatap muka sebelumnya, bisa disebut sebagai sebuah kegagalan.
Karena ratusan siswa SMK Negeri Jateng, sekolah yang dikelola langsung oleh Pemprov Jateng dinyatakan positif terpapar Covid-19, hingga uji coba sekolah tatap muka langsung dihentikan. "Lalu, kalau sekarang mau dilakukan uji coba PTM kembali, sejauh mana standar sarpras dan standar protokol kesehatan (prokes) untuk mengukur kesiapan sekolah penyelenggara uji coba?" katanya.
Kedua, masih jelas Yudi, saat ini grafik kasus Covid-19 masih cukup fluktuatif dan dengan adanya interaksi di lingkungan sekolah maupun di ruang kelas. Sehingga potensi lonjakan grafik Covid-19 di Jateng masih bisa terjadi. "Semuanya masuk di zona orange, yang artiya masih berpotensi untuk kembali menjadi zona merah," ujar Yudi.
Sedangkan alasan yang ketiga, adalah belum selesainya program vaksinasi Covid-19 di Jateng. Vaksinasi memang telah dilakukan namun belum selesai dan cakupannya masih terbatas. Untuk guru sekolah yang akan menggelar uji coba PTM memang sudah divaksin terlebih dahulu, namun tidak demikian dengan siswa.
"Yang ingin saya tekankan, jangan sampai siswa dan guru tersebut (nantinya), justru menjadi OTG yang bisa menularkan Covid-19 di lingkungannya," kata wakil letua DPD Partai Gerindra Jateng itu.
Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Fikri Fakih mengaku sepakat, sebelum pelaksanaan PTM dibuka kembali. Sebaiknya, Pemprov Jateng wajib memastikan terlebih dahulu seluruh tenaga pengajar pendidikan telah divaksinasi Covid-19.