REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Jawa Timur (Jatim) menanggapi pernyataan Ketua Umum PBNU K.H. Said Aqil Siradj menyebut Ketum PKB Muhaimin Iskandar maju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dalam pembukaan Acara Muktamar Pemikiran Dosen PMII di Tulungagung, Senin (5/4), kata Bendahara Umum PW IKA PMII Jatim Firman Syah Ali, KH Said Aqil Siradj menyebut Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai bakal calon presiden (capres) 2024.
"Itu disebut sebagai ramah-tamah politik antartokoh yang sedang bertemu dalam sebuah forum," kata Firman di Kota Surabaya, Jatim, Senin (5/4). Begitu juga, lanjut dia, ketika seforum dengan Gubernur DKI Anies Rasyid Badwedan di acara peletakan batu pertama Gedung PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat pada 31 Januari 2020, Said Aqil menyebut Anies Baswedan sebagai gubernur Indonesia.
Firman melanjutkan, ketika seforum dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Said Agil menyebut gubernur perempuan tersebut sebagai capres 2024. "Tahun 2024 masih lama, bisa jadi Pak Kiai Said Aqil Siradj sendiri capresnya nanti," kata pengurus Harian PWLP Ma'arif NU Jatim ini.
Cak Firman, sapaan akrabnya, mengingatkan kepada para netizen (warganet) bahwa pernyataan KH Said Aqil Siradj itu bersifat personal, bukan merupakan produk resmi Muktamar Pemikiran Dosen PMII. "Pernyataan beliau bukan hasil rapat PBNU, dan bukan pula menjadi produk resmi Muktamar Pemikiran Dosen PMII," ujarnya.
Menurut dia, PMII sama sekali tidak terpengaruh dengan statemen tersebut dan tetap fokus bermuktamar menyusun beberapa hasil pemikiran yang solutif dan aplikatif untuk bangsa dan negara. Walaupun tahun 2024 masih lama, sambung dia, cukup wajar jika semua organisasi kemasyarakatan ingin kader terbaiknya bisa maju pada Pilpres 2024.
Cak Firman menyebu, kader terbaik IKA PMII, seperti KH Said Aqil, Khofifah Indar Parawansa, Yaqut Cholil Qoumas, Ali Masykur Musa, KH Marzuqi Mustamar, dan KH Ahmad Muqowam bisa menjadi capres. Namun, kata dia, dalam forum Muktamar Pemikiran Dosen PMII yang kental suasana intelektualnya sebaiknya ditunda dahulu bicara soal politik.