REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan Kabupaten Banjarnegara dan Purbalingga, Jawa Tengah, berpotensi diguyur hujan lebat hingga 8 April 2021. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai bentuk upaya mitigasi.
"Terdapat potensi hujan lebat di Banjarnegara dan Purbalingga hingga dua hari ke depan sehingga masyarakat perlu meningkatkan kehati-hatian," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhie, Selasa (6/4).
Dia menjelaskan berdasarkan analisis dinamika atmosfer menunjukkan bahwa fenomena Madden - Julian Oscillation masih terpantau aktif di sebagian wilayah Indonesia termasuk di sejumlah wilayah di Jawa Tengah seperti Banjarnegara, Purbalingga dan kabupaten lain di sekitarnya.
"Fenomena itu bersamaan dengan fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang dapat berkontribusi pada peningkatan awan hujan," katanya.
BMKG sebelumnya telah merilis keberadaan siklon tropis Seroja di Laut Sawu, sebelah barat daya Pulau Timor dan masih adanya bibit siklon tropis 90S di Samudra Hindia barat daya Sumatra.
"Hal itu berkontribusi cukup signifikan terhadap peningkatan labilitas atmosfer. Selain itu didukung masa udara yang labil serta kelembapan udara yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan mendorong peningkatan kecepatan angin di beberapa wilayah Jawa Tengah, termasuk Banjarnegara, Purbalingga dan kabupaten lainnya," katanya.
BMKG Banjarnegara, kata dia, terus meningkatkan sosialisasi mengenai risiko dan dampak tingginya intensitas hujan kepada masyarakat dan instansi terkait. "Tujuannya agar masyarakat meningkatkan kewaspadaannya, ambil langkah mitigasi yang diperlukan khususnya di daerah rawan longsor," katanya.
BMKG memprakirakan wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Purbalingga akan memasuki awal musim kemarau pada bulan Juni 2021."Kabupaten Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya seperti Purbalingga dan Wonosobo akan memasuki awal musim kemarau pada Juni," katanya.