REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mulai melaksanakan vaksinasi gelombang pertama, Selasa (6/4). Rektor UAD, Muchlas mengatakan, pihaknya akan memulai perkuliahan luring atau tatap muka secara terbatas jika nantinya vaksinasi ini selesai dilakukan untuk seluruh civitas academica UAD.
"Segala sesuatunya harus dipersiapkan secara matang," kata Muchlas di Kampus Utama UAD, Banguntapan, Bantul, Selasa (6/4).
Walaupun begitu, perkuliahan luring ini tidak akan dilakukan secara penuh. Namun, diterapkan blended learning yang dipadukan dengan sistem daring.
"Selesai divaksinasi, UAD berencana melakukan perkuliahan secara luring dan daring dimulai September (2021) mendatang," ujarnya.
Pada gelombang pertama vaksinasi tersebut, baru 500 civitas akademik UAD yang menerima vaksin. Sementara, total ada 1.300 orang yang seharusnya menerima vaksin.
Muchlas menuturkan, hal ini disebabkan karena kurangnya distribusi vaksin dari pemerintah pusat. Sehingga, di gelombang pertama vaksinasi belum menyasar seluruh civitas academica di UAD.
"Sisanya sebanyak 800 orang masih menunggu kiriman (distribusi vaksin) dari Jakarta (pemerintah pusat)," jelasnya.
Walaupun begitu, ia menegaskan bahwa pelaksanaan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 tetap penting dilakukan. Pasalnya, kata Muchlas, setelah divaksin masih ada kemungkinan seseorang terpapar Covid-19.
"Apalagi untuk membentuk kekebalan tubuh masih memerlukan waktu sekitar 14 hingga 28 hari," katanya.
Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan (Bapelkes Dinkes) DIY, Henny Aprita mengatakan, sudah ada beberapa perguruan tinggi di DIY yang sudah melakukan vaksinasi Covid-19 secara bertahap. Termasuk UAD, Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Sementara, tahapan vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan di DIY juga sudah dilaksanakan. Sedangkan, vaksinasi tahap kedua dengan sasaran pelayan publik, lansia, pedagang hingga pelaku ekonomi dan pelaku pariwisata juga masih terus berjalan.
"Pada tahap awal untuk lansia (ditahap kedua program vaksinasi), pelayan publik dengan ketersediaan vaksin dari pusat," kata Henny.