REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Indonesia semakin memiliki peran strategis dalam PBB. Kerja sama Indonesia dengan negara-negara dunia dibutuhkan demi membantu perkembangan secara nasional, sekaligus merespons tantangan global yang semakin beragam.
Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar mengatakan, dalam 10 tahun terakhir dinamika tatanan dunia semakin dinamis dan penuh tantangan. Terlebih, selama 14 bulan terakhir pandemi menjadikan sentimen nasionalisme semakin jelas.
Sentimen nasionalisme semakin marak, termasuk dalam kondisi pengadaan dan distribusi vaksin, melahirkan istilah yaitu vaccine nationalism. Namun, ia merasa, kebijakan politik bebas aktif bilateral Indonesia semakin menguat.
"Tanpa harus memihak kepada kekuatan besar. Politik bebas aktif Indonesia terbukti relevan, bahkan terlihat semakin efektif dan sangat kontekstual, merespons kondisi dan dinamika yang ada," kata Mahendra.
Hal itu disampaikan saat mengisi Forum Debriefing Kepala Perwakilan Republik Indonesia yang digelar Prodi Hubungan Internasional FPSB Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kemenlu.
Duta Besar LBBP/Wakil Tetap RI untuk PBB, Dian Triansyah Djani menyebutkan, meningkatnya polarisasi negara besar dan asertifnya negara menengah menjadikan tantangan global tersendiri. Kondisi ini memerlukan kerja sama internasional.
Indonesia merupakan negara yang telah menyampaikan dua kali Voluntary National Review mengenai implementasi SDGs. Selain itu, Indonesia juga memprakarasi Resolusi 74/198 mengenai International Year on Creative Economy.
Menurut Dian, Indonesia juga sudah aktif dalam pembahasan isu-isu pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, permukiman, dan ICT. Bahkan, turut berperan mempromosikan finansial Islam sebagai salah satu inovasi pendanaan SDGs.
"Indonesia juga memprakarsai Resolusi 75/17 mengenai seafarers dan global supply chain pada masa pandemic Covid-19 dan aktif dalam F0F mengenai Financial Inclusion and SDGs Financing," ujar Dian.
Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Dr Imam Djati Widodo menuturkan, kehadiran Indonesia dalam dunia internasional merupakan sesuatu yang mutlak. Karenanya, sangat perlu dijaga semangat dan keberlanjutannya.
UII, kata Imam, menilai perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting terkait itu. Salah satunya melakukan berbagai kajian keilmuan terkait politik luar negeri Indonesia sebagai kontribusi aktif terhadap perkembangan negara.
Imam berpendapat, perguruan tinggi merupakan salah satu tonggak sangat penting menciptakan wawasan generasi muda. Yang mana, mereka tidak hanya memiliki jiwa nasionalisme dan semangat luhur Pancasila, namun juga memiliki wawasan global.
"Yang akan membawa generasi muda semakin adaptif dan berkontribusi aktif tidak hanya level nasional, namun juga sebagai bagian masyarakat global," kata Imam.