Jumat 23 Apr 2021 16:21 WIB

Kawasan Stadion Maguwoharjo, Destinasi Favorit Ngabuburit

Destinasi ini menyuguhkan beragam takjil, baik itu makanan dan minuman.

Rep: my34/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana lokasi ngabuburit di kompleks Stadion Maguwoharjo.
Foto: Yoga Harfa Pangestu.
Suasana lokasi ngabuburit di kompleks Stadion Maguwoharjo.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sepekan sudah bulan Ramadhan berjalan, 'ngabuburit' menjadi salah satu kegiatan yang identik saat bula puasa. Ini adalah tradisi menunggu buka puasa yang biasanya diisi dengan kegiatan berburu takjil, berolahraga, jalan-jalan, maupun sekadar berkumpul dengan teman atau keluarga.

Bagi yang berdomisili di Yogyakarta, ada salah satu lokasi yang bisa dikunjungi saat 'ngabuburit' yakni kompleks Stadion Maguwoharjo. Destinasi yang berada di Kabupaten Sleman ini menyuguhkan beragam takjil, baik itu makanan maupun minuman. Selain itu tak jarang juga kompleks Stadion Maguwoharjo dijadikan tempat untuk berolahraga.

Meskipun berada pada kondisi pandemi, kompleks Stadion Maguwohajo ini terlihat dipadati oleh masyarakat termasuk para pengunjung dan pedagang. Ditambah lagi jalanan yang relatif sempit membuat lalu lintas di sekitar kompleks Stadion Maguwoharjo terlihat padat. Kondisi ini berlangsung mulai sekitar pukul 16.00 WIB hingga menjelang buka puasa.

Di tengah hiruk pikuk padatnya lalu lintas kompleks Stadion Maguwoharjo, Dodik (47) salah satu penjual takjil aneka jajanan dadakan mengatakan adanya kesempatan berjualan saat bulan puasa cukup membantu untuk menambah penghasilannya.

 

“Setiap harinya saya bekerja sebagai penyedia jasa angkut. Kalau jasa angkut kan tidak begitu pasti penghasilannya. Namun, adanya bulan Ramadhan ini saya manfaatkan untuk berjualan takjil sebagai cara untuk menambah penghasilan,” ungkapnya

Ia menambahkan tetap memerhatikan protokol kesehatan meskipun kondisi pembeli sedang ramai. “Saya sendiri selalu membawa hand sanitizer saat berjualan. Kalau keadaan sedang ramai pembeli juga sering saya ingatkan agar tidak berdesak-desakan saat membeli,” imbuhnya.

Diakui saat berjualan takjil, keuntungan yang didapatkan pun bisa mencapai ratusan ribu hanya dengan berjualan beberapa jam saja. “Alhamdulillah, rata-rata keuntungan yang saya dapatkan kurang lebih sekitar Rp 100 ribu - hingga Rp 200 ribu per hari dan itu lebih dari cukup bagi saya,” katanya.

Setelah tahun lalu diterapkannya protokol yang begitu ketat sehingga jarang dijumpai pedagang takjil dadakan. Salah satu pengunjung, Ririn (22) mengaku senang saat ia bisa merasakan kembali nuansa Ramadhan dengan 'ngabuburit' berburu takjil.

“Di tengah kondisi pandemi yang masih berlangsung, adanya penjual takjil cukup andil memberikan menu buka puasa yang beragam. Meskipun tempatnya ramai seperti ini yang penting bisa menjaga protokol kesehatan mulai dari diri sendiri seperti jaga jarak, memakai masker, dan membawa hand sanitizer saat keluar rumah,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement