REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Provinsi Jawa Tengah, Yudi Indras Wiendarto mendesak Pemprov Jawa Tengah mengevaluasi kembali rencana pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tahap III. Alasannya sejumlah kasus baru Covid-19 kembali muncul di sejumlah daerah.
Sebelumnya, Pemprov Jawa Tengah merencanakan akan melaksanakan PTM tahap III mulai 26 April hingha 7 Mei 2021 mendatang. Namun pelaksanaan uji coba PTM di tengah munculnya kembali kasus Covid-19 dinilai sangat riskan.
Sebab beberapa kasus baru Covid-19 tersebut disebut muncul di lingkungan sekolah. "Tak hanya guru dan siswa yang terkonfirmasi positif, bahkan ada guru sampai meninggal dunia, seperti di Kabupaten Sragen," ungkap Yudi, di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (23/4).
Munculnya kasus baru Covid-19 di Jawa Tenga, jelasnya, antara lain terjadi di kabupaten Pati. Dari hasil swab antigen di salah satu sekolah yang mengikuti simulasi PTM, ternyata dari 17 guru ada lima orang yang positif. Sedangkan dari 13 siswa, ada tiga siswa yang terkonfirmasi positif.
Kasus Covid-19 juga terjadi di Kabupaten Sragen. Ada tiga orang guru SMAN 1 Gondang yang meninggal dunia dan terkonfirmasi Covid-19 pada April 2021. Meskipun SMAN 1 Gondang tersebut tidak masuk dalam 140 sekolah yang menggelar uji coba PTM tahap II.
Kasus Covid-19 lainnya juga muncul di salah satu SMA, SD Negeri serta swasta di Kabupaten Wonogiri. Kasus baru Covid-19 dilaporkan juga terjadi SD negeri dan swasta setempat. Kasus Covid-19 di lingkungan pendidikan juva dilapokan di Kabupaten Boyolali.
Maka sebelum uji coba PTM dilanjutkan, harus ada evaluasi. Karena muncul kasus Covid-19 di sejumlah lingkungan pendidikan (sekolah) kembali marak. "Kalau tak ada evaluasi, atau hasil evaluasi kondisinya mengkhawatirkan maka hendaknya dihentikan dulu. Karena nyawa guru dan siswa ini lebih penting,” tegas Yudi.
Menurutnya, meski kemunculan kasus Covid-19 itu terjadi di jenjang SD hingga SMP, semestinya juga tetap menjadi perhatian serius Pemprov Jawa Tengah. Karena berkaitan dengan status zona rawan penularan atau tidak.
Yudi juga mengaku sangat mengkhawatirkan kesehatan para guru. Dengan usia yang tak lagi muda bahkan ada yang mendekati pensiun, maka daya tahan atau imun tubuh mereka tak sebagus para siswa.
“Siswa mungkin kena Covid-19 tak masalah, karena imun tubuhnya baik. Tapi kalau sampai menular kepada gurunya atau ke orang tua atau keluarga di rumah, ini yang mengkhawatirkan,” katanya.
Oleh karena itu, anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah ini menyarankan agar uji coba PTM sejalan dengan program vaksinasi. Maksudnya, pemerintah daerah harus benar- benar menekan tingkat interaksi fisik masyarakat.
Di sisi lain, menunggu setidaknya 70 persen populasi di suatu daerah memperoleh vaksinasi hingga kemampuan menjadi herd immunity sudah terbentuk. Maka ia mengingatkan, jangan sampai pemerintah dan masyarakat terlena dan pada akhirnya jusgrj menyebabkan lonjakan kasus seperti di India yang demikian luar biasa.
“Jangan sampai uji coba PTM di semua jenjang pendidikan ini justru menimbulkan kasus baru. Lebih berat lagi jika itu nanti imbas terhadap masalah ekonomi masyarakat,semakin berat,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Pemprov Jawa Tengah telah menjalankan dua kali uji coba PTM. Uji coba PTM pertama dilakukan pada akhir tahun 2020 namun gagal. Saat itu, 179 siswa SMK Negeri Jateng terpapar Covid-19.
Uji Coba PTM tahap II yang diikuti 140 sekolah pada 5 hingga 16 April 2021 lalu. Di saat kasus baru Covid-19 di sejumlah daerah kembali marak Pemprov Jawa Tengah merencanakan untuk menggelar uji coba PTM tahap III pada 26 April hingga 7 Mei 2021 nanti.