REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mempersiapkan program belajar mayor-minor dalam rangka mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini akan diberlakukan di Fakultas Ekonomi Bisnis Teknologi Digital (FEB-TD), serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
"Melalui program ini, mahasiswa bisa mengikuti atau mengambil mata kuliah yang ada di program studi lain. Mahasiswa bisa mengambil program mayor-minor sejak semester 3," kata Wakil Rektor I Unusa, Prof Kacung Marijan di Surabaya, Jumat (7/5).
Kacung menjelaskan, dalam mengikuti program mayor-minor, mahasiswa tidak dibedakan ketika mengikuti mata kuliah minor yang dipilih. Mahasiswa tetap dalam satu kelas yang sama dengan mahasiswa lain.
"Jadi mahasiswa prodi Akuntansi yang mengikuti mata kuliah prodi Sistem Informasi, akan dijadikan satu dengan mahasiswa sistem informasi tersebut," kata Kacung.
Kacung mengatakan, program mayor-minor ini sifatnya tidak wajib untuk dijalankan mahasiswa. Artinya, ketika mahasiswa enggan mengambil program tersebut, tidak berpengaruh terhadap penilaian.
"Jadi mereka akan menekuni atau memiliki keahlian mayor saja, tanpa adanya keahlian minor atau mata kuliah di program studi lain," kata Kacung.
Dekan FEB-TD Unusa, Ubaidillah Zuhdi mengatakan, di era digitalisasi saat ini Prodi dituntut bisa lebih mengembangkan kompetensi peserta didik. Mahasiswa dari Prodi Akuntansi misalnya, diharapkan bisa menggeluti dan memahami mata kuliah dari Prodi Sistem Informasi.
"Harapan kami mahasiswa Unusa memiliki daya saing lebih karena memiliki keahlian tidak hanya satu bidang saja," ujarnya.