Senin 10 May 2021 19:44 WIB

Jumlah Pemudik di Kabupaten Semarang Melonjak

Dari 233 orang pada Jumat pekan lalu menjadi 1.433 pemudik pada hari ini.

Rep: Bowo Pribadi / Red: Ratna Puspita
Bupati Semarang Ngesti Nugraha
Foto: Republika/bowo pribadi
Bupati Semarang Ngesti Nugraha

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Jumlah pemudik yang tiba di Kabupaten Semarang melonjak dalam beberapa hari terakhir. Jika pada Jumat (7/5) pekan kemarin, terpantau 233 orang pemudik tiba di Kabupaten Semarang maka angka tersebut sudah melonjak enam kali pada Senin (10/5) ini.

"Tercatat ada 1.433 orang pemudik yang datang di wilayah Kabupaten Semarang dan ini merupakan laporan dari lapangan," kata Bupati Semarang Ngesti Nugraha saat meninjau posko pemantauan di rest Area KM 429 Ungaran, Kabupaten Semarang.

Baca Juga

Bagi pemudik yang tidak bisa menunjukkan surat keterangan negatif Covid-19, bupati mengatakan, akan dilakukan tes cepat antigen guna mengantisipasi potensi penularan Covid-19 di Kabupaten Semarang. Skrining dengan tes cepat antigen tersebut digratiskan oleh Pemkab Semarang melalui petugas Puskesmas. Tes akan dilakukan melalui koordinasi aparat lingkungan serta Satgas Jogo Tonggo di tingkat desa.

Jika diketahui ada pemudik yang positif terinfeksi Covid-19, Pemkab Semarang juga sudah menyiapkan rumah singgah untuk karantina atau isolasi. Rumah singgah tersebut yang disiapkan meliputi rumah singgah di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Pemprov Jawa Tengah di Siwakul, Hotel Garuda di Kopeng, dan Rusunawa Pringapus.

Untuk kesediaan rumah singgah sampai saat ini, di antaranya 13 tempat tidur di Hotel Garuda Kopeng ada 13 tempat tidur. “Di Bapelkes juga sudah ada yang pulang sehingga ada yang kosong. Sementara di Rusunawa Pringapus sementara yang difungsikan lantai 1 dan 2, total ada 112 kamar,” kata dia.

Bupati juga menyampaikan, Pemkab Semarang mendukung sepenuhnya penyekatan terhadap pergerakan para pemudik. Hal ini untuk mengantisipasi adanya lonjakan jumlah pemudik yang masuk ke wilayah Kabupaten Semarang.

Penegakan ketentuan dengan meminta pemudik untuk kembali ke daerah asal jika tidak bisa menunjukkan dokumen syarat bepergian antar daerah menjadi langkah tepat untuk mengendalikan kedatangan pemudik.

Sampai saat ini, bupati mengatakan, hanya dua dari 19 kecamatan di kabupaten Semarang yang masuk kategori zona merah risiko penularan Covid-19, yakni Kecamatan Suruh dan Kecamatan Pabelan. Secara umum, Kabupaten semarang merupakan daerah dengan zona oranye risiko penyebaran Covid-19. 

Karena itu, bupati meminta masyarakat agar tidak lengah dan tetap menegakkan disiplin protokol kesehatan secara ketat. Dalam pelaksanaan sholat Idul Fitri, bupati mengatakan sholat Id akan dilaksanakan di masjid dan mushola dengan protokol kesehatan ketat sepanjang masuk zona hijau atau zona kuning Covid-19.

Hal itu menyusul keluarnya Surat Edaran Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2021 dan Surat Edaran Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2021. “Kalau di wilayah zona oranye atau merah, kita tidak izinkan shalat Idul Fitri dilaksanakan di lapangan. Sholat Id di masjid dan mushola tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” kata.

Bupati menambahkan, ia masih mempertimbangkan pembukaan destinasi wisata. Hanya, untuk restoran atau rumah makan tetap buka, baik di destinasi wisata maupun tempat umum dengan penerapan protokol kesehatan ketat. 

“Kapasitas dibatasi 40 persen. Desa Wisata juga kita buka, tapi khusus di kecamatan dan desa zona merah Covid-19 tidak kita izinkan, nanti persetujuan Satgas Covid-19 tingkat kecamatan,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement