REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menambah tenaga kesehatan yang bertugas di penyekatan Jembatan Suramadu sisi Surabaya, Selasa (8/6). Eri menjelaskan, awalnya dalam sehari tenaga kesehatan yang bertugas dibagi menjadi tiga shift. Setiap shift-nya terdiri dari 60 tenaga kesehatan yang bertugas.
Namun, kata Eri, karena jumlah pengendara yang harus dilakukan rapid tes antigen setiap harinya banyak, jumlah tenaga kesehatan pun harus ditambah. "Dari 60 orang per shift, sekarang kita tambah satu shift-nya menjadi 100 orang," kata Eri.
Eri menjelaskan, selain jumlah tenaga kesehatan yang ditambah, shift-nya pun turut diperbanyak. Jika sebelumnya hanya tiga shift, kini ditambah menjadi lima shift dalam sehari. Penambahan menurutnya menjadi keharusan agar para nakes tidak kewalahan.
“Penambahan ini juga sekaligus mencegah terjadinya kerumunan saat menunggu antrean,” ujar Eri.
Eri berpendapat, kondisi ini merupakan momen agar pemerintah daerah bisa saling bahu membahu, tidak menyalahkan, dan saling memberi dukungan. Eri pun menegaskan tidak keberatan untuk menerjunkan tenaga kesehatan apabila nantinya Bupati Bangkalan membutuhkan.
“Kalau ternyata memang kekuatan nakesnya lebih banyak di kami, maka tidak apa-apa kami ke sana. Yang penting saling membantu karena Madura dan Surabaya ini tidak dapat dipisahkan," kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita menambahkan, jumlah total nakes yang bertugas per harinya mencapai 500 orang personel yang dibagi dalam lima shift. Tenaga kesehatan yang diterjunkan berasal dari 63 Puskesmas se-Surabaya, rumah sakit RSUD dr Mohamad Sowandhie, serta RS Bhakti Dharma Husada (BDH).
“Kita juga sudah nambah meja diperbanyak. Memang ini sudah menjadi tugas kami. Para nakes lebih baik bekerja di depan seperti ini, jangan sampai masuk RS dan bertambah parah yang mengakibatkan nakes juga tertular,” kata dia.