Kamis 01 Jul 2021 18:06 WIB

RS Covid DIY Penuh, Pasien Meninggal Saat Isoman Meningkat

Jumlah pasien Covid yang meninggal saat Isoman di DIY meningkat

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bayu Hermawan
Warga menunggu pemeriksaan di tenda darurat Poli Covid-19 RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, Senin (28/6). Untuk antisipasi RSUP Dr Sardjito mendirikan tenda darurat di depan Poli Covid-19. Namun, pendirian tenda darurat ini masih untuk antisipasi jika bangsal untuk pasien Covid-19 penuh.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga menunggu pemeriksaan di tenda darurat Poli Covid-19 RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, Senin (28/6). Untuk antisipasi RSUP Dr Sardjito mendirikan tenda darurat di depan Poli Covid-19. Namun, pendirian tenda darurat ini masih untuk antisipasi jika bangsal untuk pasien Covid-19 penuh.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus Covid-19 yang meninggal dunia di DIY meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, terutama kasus meninggal saat melakukan isolasi mandiri (isoman). Kurang dari 24 jam pada 29 dan 30 Juni kemarin, BPBD DIY mencatat ada 100 kematian yang dilaporkan di seluruh kabupaten/kota se-DIY.

"Yang kita khawatirkan, banyak isoman meninggal di rumah," kata Komandan TRC BPBD DIY, Wahyu Pristiawan Buntoro kepada wartawan dalam wawancara yang digelar secara virtual, Kamis (1/7).

Baca Juga

Pris mengatakan,  banyaknya kasus yang meninggal saat isoman dikarenakan terlambat dirujuk ke rumah sakit rujukan penanganan Covid-19. Hal ini dikarenakan banyaknya rumah sakit yang saat ini penuh akibat lonjakan kasus yang terjadi di DIY.

Selain itu, kasus yang meninggal saat isoman ini juga dikarenakan tidak ada penunjang alat kesehatan seperti oksigen. Sementara, sebagian besar kasus yang meninggal tersebut sudah dengan kondisi yang memburuk dan seharusnya mendapatkan perawatan intensif, setidaknya dibantu dengan oksigen.

"Ada stagnasi di rumah sakit dan krisis oksigen, maka buntu di puskesmas karena tidak mampu untuk merujuk. Sehingga yang seharusnya dirujuk, diminta isoman. Kapasitas (rumah sakit) overload (sudah melebihi kapasitas) dan diperparah dengan fasilitas yang tak cukup, akhirnya banyak yang meninggal," ujarnya.

Lonjakan kasus yang terjadi di Juni ini sudah tidak terkendali di DIY. Bahkan, sempat ada warga yang meminta TRC BPBD DIY untuk mengantarkan anggota keluarganya yang tengah menjalani isoman ke rumah sakit karena kondisinya yang sudah memburuk.

Pihaknya sudah mencari setidaknya tujuh rumah sakit, namun tidak ada yang kosong. Sehingga, pasien tersebut hanya diletakkan di selasar RSUP Dr. Sardjito sambil menunggu antrean agar mendapatkan perawatan.

Pihaknya pun juga sempat kewalahan mengingat banyaknya permintaan dari warga untuk membawa kasus Covid-19 yang sedang isoman ke rumah sakit. Di sisi lain, pihaknya juga kewalahan terkait dengan permintaan untuk pemulasaraan jenazah Covid-19.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement