REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Sejumlah rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 di Kota Solo melakukan penambahan kapasitas tempat tidur (bed) isolasi untuk pasien Covid-19. Meski demikian, tingkat keterisian tempat tidur pasien (BOR) Covid-19 masih tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih mengatakan sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 melakukan penambahan kapasitas tempat tidur isolasi Covid-19. Totalnya mencapai 1.206 tempat tidur yang tersebar di 16 rumah sakit rujukan Covid-19.
Jumlah itu terdiri dari 163 tempat tidur ICU dan 1.043 tempat tidur isolasi. Total kapasitas tersebut bertambah 143 tempat tidur jika dibandingkan kondisi dua pekan lalu yang berada di angka 1.063 tempat tidur.
"BOR-nya 89 persen, masih tinggi. BOR di atas 60 persen itu masih tinggi," kata Siti saat diwawancara wartawan secara daring melalui Zoom, Jumat (24/7) malam.
Siti menambahkan, kebutuhan oksigen 16 rumah sakit tersebut sebanyak 59 ton per hari untuk menangani para pasien khususnya Covid-19. Meskipun, tidak semua pasien menggunakan bantuan oksigen. "Kalau di ICU kebanyakan pakai oksigen, tapi kalau ruang isolasi belum tentu pakai oksigen. Dokter klinisnya yang bisa menjawab," imbuh Siti.
Masih tingginya kasus Covid-19 di Solo yang dibarengi kondisi BOR rumah sakit yang tinggi membuat Pemkot Solo mengaktifkan sejumlah tempat sebagai lokasi isolasi terpusat bagi pasien Covid-19 bergejala ringan. Dua lokasi yang dipakai yakni SDN Cemara 2 dan SDN Panularan.
Menurut Siti, pasien Covid-19 bergejala ringan perlu pengawasan lebih. Sebab, gejala ringan bisa saja menjadi berat.
"Fasilitas obat-obatan kami harus siap, oxymeter, oksigen harus kami siapkan kalau terjadi sesuatu. Kalau terjadi pemburukan harus dirujuk ke rumah sakit. Kita memang harus segera konsolidasi dengan ini," jelasnya.