Ahad 08 Aug 2021 15:56 WIB

Dongkrak Pariwisata DIY, Museum Diminta Berinovasi

novasi yang dapat dilakukan seperti menghadirkan virtual tour.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Pengunjung mengamati karya yang dipajang saat pameran seni rupa ARTJOG 2021 bertajuk Time (to) Wonder di Jogja National Museum (JNM), Yogyakarta, Kamis (5/8/2021). Pameran yang menampilkan karya dari 41 seniman di Indonesia itu berlangsung hingga 31 Agustus 2021 dan selama masa PPKM digelar secara daring.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Pengunjung mengamati karya yang dipajang saat pameran seni rupa ARTJOG 2021 bertajuk Time (to) Wonder di Jogja National Museum (JNM), Yogyakarta, Kamis (5/8/2021). Pameran yang menampilkan karya dari 41 seniman di Indonesia itu berlangsung hingga 31 Agustus 2021 dan selama masa PPKM digelar secara daring.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengelola museum yang ada di DIY diminta untuk berinovasi. Ketua Badan Promosi Pariwisata DIY, GKR Bendara mengatakan, hal ini dilakukan agar melalui museum dapat meningkatkan pariwisata DIY.

"Saya juga memotivasi rekan-rekan (pengelola), ayo perbaiki (museum)," kata Bendara dalam press conference yang digelar secara virtual, Sabtu (7/8).

Inovasi yang dapat dilakukan seperti menghadirkan virtual tour. Melalui inovasi ini, masyarakat masih bisa mengakses museum secara virtual di masa pandemi Covid-19.

Ia juga berharap ada kebijakan dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk mendukung museum dalam rangka meningkatkan pariwisata. Pasalnya, kunjungan wisatawan ke museum terutama di DIY masih rendah.

"Bagaimana mereka (pengelola) tidak hanya bisa merawat (museum) saja, tapi bagaimana mereka bisa mempunyai plan untuk perbaikan (berinovasi), display, marketing dan sebagainya," ujar Bendara.

Untuk museum di DIY sendiri, menurutnya dapat memanfaatkan dana keistimewaan (danais) sebagai pendukung untuk mengembangkan museum. Ia menyebut, danais dapat diajukan untuk perbaikan dan pengembangan museum di DIY.

"Museum bisa mengajukan dana perbaikan dari danais, hanya saja tentu planning harus dua tahun kedepan, danais berhubungan dengan APBD. Saya juga memotivasi rekan-rekan (pengelola museum) dengan mengakses danais untuk memperbaiki museum-museum mereka masing-masing," jelasnya.

Bendara menjelaskan, kunjungan wisatawan ke museum yang ada di DIY per tahunnya maksimal hanya sekitar 500 ribu wisatawan. Sementara, di masa pandemi ini kunjungan semakin turun, terlebih di masa PPKM darurat dan PPKM level 4 yang mana museum tidak beroperasi.

"Museum 10 teratas seperti Museum Keraton misalnya, kita mendapatkan 500 ribu wisatawan satu tahunnya. Sedangkan (museum) lainnya hanya sekitar 100 ribu atau 50 ribu orang per tahun," katanya.

Jika dipersenkan, katanya, kunjungan wisatawan ke museum hanya sekitar 10-15 persen per tahun. Tentu, dengan rendahnya tingkat kunjungan ini menyebabkan pendapatan pun tidak mencukupi untuk operasional museum itu sendiri.

"Kita banyak yang masih di angka 10-15 persen kunjungannya, belum  bisa lebih dari itu. Dengan tiket yang murah dan sebagian besar tiket hanya dua ribu rupiah sampai lima ribu rupiah, tentu ini tidak mudah," ujarnya.

Untuk meningkatkan kunjungan ini, maka inovasi-inovasi harus dilakukan. Diharapkan, dari museum dapat mendongkrak pariwisata DIY yang saat ini juga terdapat pandemi.

Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak juga dilakukan agar kunjungan ke museum dapat meningkat. "Museum ini ibaratnya ayam dan telur, mana dulu yang harus diperbaiki, tapi tidak ada dana. Kolaborasi diharapkan bisa tercipta, sehingga museum bisa diangkat dari sisi pariwisatanya," kata Bendara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement