Kamis 12 Aug 2021 12:10 WIB

Penjelasan BMKG Terkait Rentetan Gempa di Gunungkidul

Gempa bumi itu terjadi akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Gempa bumi (ilustrasi)
Foto: www.keyt.com
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Rangkaian gempa bumi terjadi di wilayah barat daya di Kabupaten Gunungkidul sejak 10 Agustus hingga 11 Agustus lalu. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, setidaknya terjadi 17 gempa bumi dengan magnitudo di bawah lima.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG DIY, Ikhsan mengatakan, rangkaian gempa bumi tersebut terjadi mulai 05.15 pada 10 Agustus sampai 12.57 pada 11 Agustus 2021. Magnitudo gempa bumi berkisar 2,6-4,2, dengan kedalaman rata-rata 10 kilometer.

"Berdasarkan data tersebut rentang magnitudo gempa masih dalam kategori kecil dan tidak berpotensi tsunami," kata Ikhsan, Rabu (11/8).

Ia menerangkan, gempa bumi itu terjadi akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bagian bawah lempeng Eurasia. Ini menyebabkan adanya pelepasan energi yang merambat ke permukaan sebagai gempa bumi.

Untuk itu, Ikhsan meminta masyarakat agar tidak panik dan tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan tidak mudah terpancing informasi yang belum terkonfirmasi. Hingga kini, belum ada negara yang memiliki teknologi memprediksi gempa bumi.

Baik waktu kejadian, lokasi dan seberapa besar kekuatan gempa bumi terjadi. Rangkaian gempa bumi tersebut tidak dirasakan tapi tercatat jaringan sensor seismograf BMKG yang memonitor gempa bumi untuk wilayah DIY dan sekitarnya.

"Masyarakat agar jangan panik dan tetap tenang, selalu perbarui informasi dari kanal-kanal BMKG seperti website, aplikasi android Infobmkg, dan WRS BMKG," ujar Ikhsan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement