REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong munculnya desa mandiri energi dengan memanfaatkan potensi energi yang ada di daerah masing-masing.
"Dinas ESDM Jateng sudah saya minta untuk mencari se-Jateng itu ada di mana saja. Model seperti ini juga sudah kita gunakan di Grobogan dan Sragen, kalau level desa saja bisa mandiri energi, 'jos gandos'," katanya usai meninjau dan meresmikan separator Biogenic Shallow Gas (BSG) di Desa Pegundungan, Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Rabu.
Menurut Ganjar, pemanfaatan gas rawa atau BSG di Desa Pegundungan, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, menjadi spirit munculnya desa mandiri energi.
"Saya senang spirit desa mandiri energi bisa diwujudkan. Di tanah kita yang kita injak ternyata ada sesuatu yang bisa dimanfaatkan yaitu gas," ujarnya.
BSG di Desa Pegundungan saat ini sudah dialirkan dan digunakan kepada 25 rumah atau setidaknya masih ada sekitar 138 rumah yang belum terpasang instalasi BSG.
Terkait dengan hal itu, Ganjar mengatakan setelah peresmian itu nanti dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah akan membantu pemasangan instalasi di 100 rumah.
"Mudah-mudahan nanti yang lainnya tinggal kita bereskan, ada sekitar 138 KK lagi yang akan menggunakan maka semua 'tercover'. Nanti Dinas ESDM akan bantu 100, sisanya nanti dari desa. Lumayan (dengan BSG) tidak akan ada lagi uang yang dikeluarkan untuk beli elpiji karena di sini sudah disediakan," katanya.
Ganjar juga meminta peta geologis daerah mana lagi yang ada sumber gas rawa sebab di titik-titik yang terpetakan tersebut nanti akan dibuat sumur-sumur untuk cadangan BSG.
Adapun sebelum dibuatkan separator oleh Dinas ESDM Provinsi Jateng, masyarakat di Desa Pegundungan sudah memanfaatkan gas rawa tersebut secara manual, sedangkan untuk pembuatan sumur membutuhkan ke dalam sampai 8 meter.