Senin 23 Aug 2021 11:54 WIB

Sepekan Merapi 20 Kali Awan Panas, Penambang Diminta Setop

Sudah didistribusikan tak kurang 10 ribu masker medis sejak pekan lalu sampai hari i

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Sejumlah penambang memindahkan pasir secara manual ke truk pengangkut di Kali Woro, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (25/6/2021). Pascaterjadinya awan panas guguran Gunung Merapi ke arah tenggara, aktivitas penambang pasir manual di Kali Woro tersebut masih berjalan dengan normal.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah penambang memindahkan pasir secara manual ke truk pengangkut di Kali Woro, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (25/6/2021). Pascaterjadinya awan panas guguran Gunung Merapi ke arah tenggara, aktivitas penambang pasir manual di Kali Woro tersebut masih berjalan dengan normal.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta kepada warganya yang berada di lereng gunung Merapi untuk tetap tenang namun juga selalu waspada. Kendati dalam sepekan gunung berapi aktif di perbatasan Jawa Tengah dan DIY tersebut sudah menyemburkan 20 kali awan panas, hingga saat ini statusnya masih level 3.

"Kami memantau terus dan juga aktif berkomunikasi dengan Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) terkait perkembangan status Merapi," ungkapnya di Semarang, Jawa Tengah, Ahad (22/8).

Menurut Ganjar, seiring dengan aktivitas vulkanis gunung Merapi dalam sepekan terakhir, memang banyak berdampak di wilayah Kabupaten Magelang, khususnya hujan abu vukanik.

Sejauh itu pula, sudah didistribusikan tak kurang 10 ribu masker medis sejak pekan lalu  sampai hari ini guna membantu warga yang terdampak di wilayah Kabupaten Magelang tersebut. Selain masker medis, pengiriman bantuan logistik juga sudah dilakukan dan trlah terdistribusi ke wilayah desa yang terdampak, yakni Dukun dan Sawangan.

Kedua desa tersebut kini memang menjadi fokus perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, terkait dengan aktivitas gunung Merapi akhir-akhir ini.

Selain itu, ada juga tim yang memantau di tiga kabupaten lain, yakni Kabupaten  Temanggung, Magelang dan Kabupaten Wonosobo. "Kalau laporan dari Boyolali dan Klaten belum ada," jelasnya.

Pemprov Jawa Tengah, masih jelas Ganjar, juga sudah ngecek di semua wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) Merapi, apakah ada warga Jawa Tengah yang sudah mengungsi dalam sepekan ini. "Ternyata sampai saat ini tidak ada pengungsi, namun warga Jawa Tengah di kawasan KRB tersebut kami minta untuk selalu meningkatkan kewaspadaan," katanya.

Termasuk juga sudah menggerakkan BPBD untuk mengantisipasi kemungkinan dampak aktivitas gunung Merapi di beberapa daerah lain sekaligus mendata apa kebutuhan warga.

Sebab hasil pantauan BPPTKG pada Senin (16/8) terjadi 372 guguran awan panas dan sesuai arah angin, jarak paparan abu vulkanik terjauh sampai ke wilayah Kandangan di Kabupaten Temanggung.

Selain itu, Ganjar juga mendapatkan laporan detil terkait volume kubah lava dan berapa pertumbuhannya. Per Senin lalu, volume kubah lava di sekitar barat daya Merapi sebesar 1,8 juta meter kubik dan pertumbuhan rata-rata perhari adalah 13 ribu meter kubik.

Sementara volume kubah lava yang di tengah kawah sekitar 2,8 juta meter kubik, pertumbuhannya rata-rata 18 ribu meter kubik per hari.

Ancamannya memang berupa awan panas dan membawa abu vulkanik. Arah guguran di sektor barat daya, arahnya di Kali Bebeng serta Kali  Boyong. 

Sementara luncuran awan panas paling jauh 3 km dan abu vulkanik tentunya juga akan mengikuti arah angin. Dengan kondisi itu, Ganjar meminta masyarakat tetap tenang, namun selalu waspada.

Ia juga meminta seluruh aktivitas pertambangan pada alur sungai yang berhulu di Merapi untuk dihentikan. "Saya minta semua aktivitas penambangan dihentikan dulu agar semua aman," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement