REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Sejumlah siswa tingkat SD dan SMP di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, antusias mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) setelah selama masa pandemi hanya mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring, Jumat (27/8). Muhammad Dafa, siswa Kelas VI SD 1 Jepang di Kudus, mengakui sudah tidak sabar untuk mengikuti pembelajaran tatap muka. Dia mengaku untuk mengikuti pembelajaran secara daring sudah mulai bosan.
"Saya juga merasa kesulitan ketika semua mata pelajaran digelar secara daring, karena ada beberapa mata pelajaran yang tidak mudah dipahami ketika harus disampaikan secara daring," ujarnya.
Ia mengatakan lebih suka pembelajaran digelar secara tatap muka, sehingga ketika ada kesulitan bisa langsung disampaikan kepada guru. Sedangkan melalui daring tidak mudah menyampaikan kesulitan tersebut. Pernyataan serupa juga disampaikan Febrina Anggaraini siswa kelas V SD.
Dia mengakui lebih senang mengikuti pembelajaran tatap muka, meskipun harus memakai masker dan alat pelindung wajah karena bisa bertemu dengan banyak teman dan bisa bertanya langsung terhadap guru ketika tidak paham dengan mata pelajaran yang diajarkan.
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus Harjuna Widada mengungkapkan sekolah yang ditunjuk menggelar simulasi pembelajaran tatap muka ada tiga. Pertama yakni SD 1 Jepang, kedua SMP 4 Negeri Kudus dan ketiga SMP 2 Mejobo.
Setelah tiga sekolah memulai simulasi, selanjutnya pekan depan semua sekolah di Kudus bisa menggelar simulasi dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat, mulai dari mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Bupati Kudus Hartopo saat mengunjungi tiga sekolah yang menggelar simulasi pembelajaran tatap muka meminta siswa jangan bosan memakai masker serta alat pelindung wajah atau face shield karena demi menjaga diri dan lingkungan agar tidak mudah terpapar virus corona. "Ketika pulang dari sekolah, jangan mampir-mampir, harus langsung pulang ke rumah," ujarnya.
Ia juga mengingatkan semua kepala sekolah untuk menyiapkan Satgas Covid-19 yang bertugas di pintu gerbang serta yang bertugas mengawasi kepatuhan siswa terhadap protokol kesehatan. Jika sampai terjadi kasus Covid-19 dan jumlahnya banyak, dia menegaskan, tidak segan untuk melarang pembelajaran tatap muka dan kembali pembelajaran secara daring.