REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY menyebut, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas khususnya di tingkat SMA/SMK efektif dilakukan mulai awal Oktober 2021. Uji coba PTM terbatas di DIY sendiri sudah mulai dilakukan untuk tingkat SMA/SMK dan SLB sejak 20 September 2021 lalu.
Pasalnya, saat ini masih ada sekolah yang melaksanakan penilaian tengah semester (PTS) dan asesmen nasional (AN). Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya mengatakan, PTM terbatas ini dilakukan secara bertahap bagi sekolah yang sudah siap di DIY.
"Rata-rata sekolah itu baru efektif untuk mulai PTM terbatas itu 4 Oktober karena sudah tidak disibukkan dengan PTS dan AN," kata Didik kepada Republika saat ditemui di ruangannya, Senin (27/9).
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, Didik mengatakan, sebagian besar sekolah sudah siap untuk melaksanakan PTM terbatas. Untuk jenjang SMP, SMA/SMK dan SLB di DIY, sekitar 234 sekolah yang sudah siap untuk melaksanakan PTM terbatas.
Sekolah yang sudah siap ini, katanya, sudah memenuhi terkait capaian vaksinasi, SOP hingga sarana dan prasarana penunjang terlaksananya protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Untuk melaksanakan PTM, capaian vaksinasi setidaknya sudah mencapai 80 persen.
"234 sekolah itu siap PTM terbatas dalam artian memenuhi persyaratan, baik persyaratan sudah tervaksin 80 persen lebih dan kesiapan dari sekolah itu sendiri. Tim gugus tugas (Covid-19) tingkat sekolah dan keterpenuhan protokol kesehatan, SOP sudah terpenuhi, total sekolah kita kan ada 395-an," ujarnya.
Terkait dengan izin orang tua untuk, menurutnya, sebagian besar sudah menyetujui untuk digelarnya PTM terbatas. Didik menuturkan, sekolah wajib memberikan pilihan kepada orang tua untuk mengizinkan anaknya mengikuti PTM terbatas atau tidak.
"Itu (PTM terbatas) sifatnya pilihan, bukan kita giring. Boleh tatap muka dan boleh tidak atau PJJ (pembelajaran jarak jauh)," jelas Didik.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X juga sudah menyebut bahwa uji coba PTM harus dilakukan dengan hati-hati. Dalam artian, harus mengedepankan keselamatan warga sekolah dan pelaksanaan PTM ini harus dilakukan dengan sistem blended learning.
"Dilakukan dengan memadukan pembelajaran online dan offline (blended learning) dengan tetap memprioritaskan keselamatan dan kesehatan siswa serta warga sekolah," kata Sultan.