REPUBLIKA.CO.ID,MADIUN -- Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur berupaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah itu, sebagai salah satu cara mengukur keberhasilan dalam membangun kualitas hidup warga.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, IPM Kota Madiun cukup tinggi, yakni urutan ketiga Jawa Timur, dengan nilai 80,91 pada 2020. "IPM kita sudah baik, di urutan nomor tiga se-Jawa Timur dan tidak boleh turun. Salah satu indikatornya adalah kualitas anak sekolah. Seluruh OPD harus bisa bekerja sesuai tupoksi untuk mewujudkannya. Kita semua punya target," ujar Wali Kota Madiun Maidi saat menggelar rapat dinas di Balai Kota Madiun, Senin (4/10).
Untuk meningkatkan IPM, orang nomor satu di Kota Madiun itu, menegaskan bahwa seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) harus saling terkoneksi. Pelayanan di bidang pendidikan juga faktor pembentuk IPM.
Harapan lama sekolah di Kota Madiun mencapai 14,4 tahun. Artinya, pelajar di Kota Madiun memiliki harapan mengenyam pendidikan hingga tingkat perkuliahan. "Kita punya jumlah mahasiswa sekian ribu orang. Dari jumlah tersebut ada banyak anak tidak mampu dibiayai pemda. Artinya kota ini komitmen membawa anak-anak hingga lulus sarjana. Inovasi lain juga saya harap bisa terus dikembangkan OPD terkait," kata Maidi.
Ia menjelaskan IPM indikator untuk mengukur capaian pembangunan kualitas hidup manusia. IPM juga dapat digunakan menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah atau negara.
Oleh karena itu, Pemkot Madiun terus berupaya untuk meningkatkannya. Terdapat sejumlah indukator selain pendidikan atau pengetahuan dalam mengukur IPM, yakni umur panjang dan hidup sehat serta standar hidup layak.
Maidi juga menegaskan bahwa disiplin protokol kesehatan terus menjadi kunci utama untuk menuju PPKM level 1. Untuk mewujudkannya, seluruh indikator yang belum terpenuhi harus segera terkejar pembenahannya, seperti angka kasus konfirmasi COVID-19 di Kota Madiun harus kurang dari 20 orang per 100 ribu penduduk per minggu.
Selain itu, kejadian rawat inap di rumah sakit harus kurang dari lima orang per 100 ribu penduduk, sedangkan angka kematian kurang dari satu orang per 100 ribu penduduk. "Kita ingin ke level 1. Untuk menuju ke sana, kita semua harus bekerja sama memenuhi indikator level 1. Karenanya jangan sampai masyarakat lepas disiplin protokol kesehatan. Disiplin prokes harus jadi kunci," katanya.
Secara total, kasus COVID-19 di Kota Madiun hingga Senin mencapai 7.243 orang. Dari jumlah itu, 6.692 orang di antaranya telah sembuh, 12 lainnya masih dalam perawatan, 32 orang isolasi terpadu, dan 507 orang meninggal dunia.
Tambahan kasus per Senin ini, konfirmasi baru nihil, sembuh sembilan orang, dan meninggal dunia satu orang, sedangkan jumlah pelacakan hari ini sebanyak 21 orang.