Selasa 05 Oct 2021 22:28 WIB

Presiden: Petani Muda Papua Bisa Jadi Eksportir Kelas Dunia

Tujuannya tidak hanya untuk dapat meningkatkan volume pangan di Indonesia dan Papua.

Seorang petani menyemprot obat ke tanaman padi miliknya di Kampung Bumi Raya, Nabire, Papua.
Foto: ANTARA FOTO/INDRAYADI TH
Seorang petani menyemprot obat ke tanaman padi miliknya di Kampung Bumi Raya, Nabire, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Presiden Joko Widodo meminta agar harus ada 2.000 petani milenial dari Papua dan Papua Barat. "Mereka harus dibimbing, diberikan pelatihan, permodalan, teknologi, hingga mampu menjadi eksportir berkelas dunia," kata Jokowi dalam sambutannya saat melakukan kegiatan Tanam Jagung bersama Petani sekaligus meninjau program Petani Milenial-Kementan RI, bekerja sama dengan Papua Muda Inspiratif, Senin (4/10).

Upaya ini untuk menginternalisasi dan memaksimalkan potensi program petani milenial yang telah diresmikan beberapa waktu yang lalu.  Sebagai informasi, Launching Petani Milenial-Papua Muda Inspiratif, pertama kali dilakukan di Manokwari, Papua Barat bersama Gubernur Dominggus Mandacan dan Menteri Pertanian pada bulan Mei 2021, dan dalam waktu tiga bulan diikuti dengan peresmian di kabupaten-kabupaten lainya. 

Kedatangan Presiden Jokowi didampingi Staf Khusus Presiden RI, Billy Mambrasar, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo,  Ketua DPR RI Puan Maharani, serta Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan. Secara khusus, Billy Mambrasar mengatakan kegiatan ini sebagai tanda keseriusan pemerintah dalam pelaksanaan program Petani Milenial, menciptakan anak Papua yg tertarik terjun di sektor ini, untuk menjadi Petani yang maju, modern, entrepreneurial, bahkan eksportir. 

Tujuannya tidak hanya untuk dapat meningkatkan volume pangan di Indonesia dan Papua, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan taraf hidup petani yang juga akan menjadi harapan bagi petani-petani generasi selanjutnya, lanjut Billy. Menurut Billy, pertanian merupakan sektor penyerap tenaga kerja paling banyak, di Papua dan Papua Barat. Lebih dari 60 persen anak muda terjun dan bergelut di sektor ini. 

"Melihat kepada negara maju lainnya seperti Selandia Baru atau Belanda dimana kemajuan perekonomiannya didorong oleh sektor pertanian berbasis teknologi modern dan anak muda, maka Papua juga bisa mendorong Indonesia menjadi negara maju dalam sektor ini," kata Billy dalam siaran pers, Selasa (5/10).

 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam bimbingan teknologi Kewirausahaan bagi Petani Milenial Papua, menegaskan pelatihan ini untuk memberikan kemampuan berwirausaha dalam sektor pertanian, agar kaum milenial Papua Barat dapat bertani secara skala bisnis.

Syahrul juga mengatakan Petani Milenial-Kementerian Pertanian RI, bersama Papua Muda Inspiratif, telah hadir di dua provinsi dan enam kabupaten di Papua, dan kini berhasil merangkul kurang lebih 800 anak muda untuk bergabung. Bahkan sebagian dari mereka ikut terlibat dalam kegiatan expor nasional. 

Para petani muda yang hadir dalam kegiatan ini, terlihat sangat bersemangat dalam mendengarkan pemaparan materi dan sesi diskusi. Mereka berterima kasih kepada  Presiden Jokowi yang mendukung penuh anak muda Papua untuk berinovasi melalui sektor pertanian. Petani milenial ke depannya dapat menjadi kepercayaan bagi anak-anak muda, bahwa petani itu keren, petani itu inovatif dan kreatif, serta petani itu melek teknologi.

Di lain sisi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, pengembangan kapasitas SDM pertanian sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional. "Tujuan pembangunan pertanian nasional yakni menyediakan pangan untuk seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor," tuturnya.

Dikatakannya, kunci utama pembangunan pertanian terletak pada SDM pertanian. "Inovasi teknologi dan alsintan serta peraturan perundangan menyumbang 25 persen terhadap peningkatan produktivitas. Yang pertama dan utama adalah SDM pertanian yang menyumbang 50 persen terhadap peningkatan produktivitas pertanian," ujarnya. 

Menurut Dedi, petani, termasuk di dalamnya petani milenial, merupakan faktor penentu keberhasilan pembangunan pertanian. "Oleh karena itu, saya yakin kalau petani milenial Papua bangkit, pertanian Papua melejit. Petani milenial Papua hebat, pertanian Papua melesat," kata Dedi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement