REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Bisnis ayam kampung masih dihadapkan persoalan permintaan pasar yang tinggi, namun penawaran rendah. Karenanya, usaha peningkatan produksi ayam kampung perlu dilakukan agar dapat memenuhi permintaan pasar tersebut.
Dosen Fakultas Peternakan UGM, Dr Sri Sudaryati menilai, ada beberapa perkiraan yang dapat dijadikan patokan dalam meningkatkan produksi ayam kampung. Tampilan fisik ayam merupakan faktor pertama untuk memperkirakan produksi ayam kampung.
Perkiraan tampilan produksi bobot badan bisa dilakukan lewat warna bulu, panjang betis, lebar dada, panjang badan dan bentuk jengger. Catatan hasil perkawinan ayam perlu diperhatikan untuk mendapat calon indukan yang benar-benar unggul.
Penelitian yang dilakukan Sudaryati, ayam berwarna bulu putih kurang bagus dari warna hitam. Ayam berbulu hitam berbobot lebih berat dan penampilannya lebih tinggi. Sedangkan, ayam berbulu putih memiliki bentuk badan yang lebih kecil.
Lalu, biomolekuler dapat digunakan untuk menentukan genetik ayam. Kombinasi penampilan tubuh dan hasil penentuan genotip dari biomolekuler dapat digunakan untuk pendugaan hasil produksi bobot badan yang lebih akurat dan lebih cepat.
Sudaryati mengatakan persilangan antara ayam jantan kampung dan betina ras petelur dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi ayam kampung. Persilangan ini menghasilkan ayam super/joper/kamper/ayam kampus.
"Dalam usaha mendapat ayam super itu harus diingat ada male line dan female line," kata Sudaryati lewat rilis yang diterima Republika, Jumat (15/10).
Jika garis keturunan jantan harus memiliki daya hidup tinggi, telur besar dan berat badan bagus karena sifat-sifat itu turun ke anak. Garis keturunan betina harus produksi telur dengan baik, cangkang telur bagus dan telur berkualitas.
Garis keturunan jantan dan betina dengan sifat-sifat itu menghasilkan ayam daya hidup tinggi, badan besar, telur besar, produksi telur bagus dan cangkang telur yang bagus. Ayam ini akan jadi final stock, sehingga tidak boleh dikembangkan.
Ia menambahkan, peningkatan kualitas pejantan ayam kampung seharusnya dilakukan berkesinambungan oleh peternak. Terkait proses dewasa kelamin ayam jantan lebih lambat dari betina, kemampuan reproduksi ayam jantan lebih cepat turun drastis.
"Pejantan sebaiknya dipakai hanya sampai 44-50 pekan. Sebab, hasil telur betina untuk ditetaskan bisa dipakai sampai 64-68 pekan dan produksi setelahnya kurang layak ditetaskan tapi masih layak sebagai telur konsumsi," ujar Sudaryati.