REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Bencana banjir bandang yang melanda Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah pada Selasa (2/11) sekitar pukul 15.00 WIB, diduga kuat karena hutan yang ada di Pegunungan Kendeng, sudah gundul alias pepohonan habis. Sehingga air hujan tidak terserap ke tanah ketika curah hujan tinggi.
"Kami sudah mengeceknya langsung kawasan Pegunungan Kendeng dengan melihatnya langsung dari udara. Dari atas memang terlihat gundul, sehingga wajar curah hujan tinggi menyebabkan banjir bandang karena airnya tidak terserap ke tanah, melainkan langsung turun ke aliran sungai setempat," ujar Bupati Kudus, Hartopo di Kabupaten Kudus, Rabu (3/11).
Selain mengakibatkan banjir, kata dia, dampak hutannya gundul juga menyebabkan sedimentasi di sepanjang aliran sungai yang melintasi Desa Wonosoco. Sehingga normalisasi sungai juga perlu dilakukan. Untuk itulah, kata Hartopo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus bakal berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten tetangga, seperti Kabupaten Pati dan Grobogan.
Hal itu karena kawasan Pegunungan Kendeng tersebut memang termasuk lintas wilayah. Menurut Hartopo, upaya paling konkret dengan melakukan penghijauan di kawasan tersebut dengan melibatkan banyak pihak. "Pemkab Kudus juga akan menggandeng pihak swasta karena jika hanya mengandalkan pemerintah daerah, tentunya kesulitan," ujarnya.
Jalinan komunikasi penyelesaian masalah banjir bandang yang sering kali terjadi di Desa Wonosoco tidak hanya dengan kabupaten tetangga, melainkan dengan pemilik lahannya dengan Perum Perhutani untuk bersama-sama melakukan penghijauan. Akibat banjir bandang di Desa Wonosoco, tercatat 49 rumah warga terdampak serta objek wisata setempat berupa sendang juga terdampak.