Kamis 04 Nov 2021 13:25 WIB

GSM Jawab Tantangan Perubahan Industri bagi Lulusan SMK-PK

Dibutuhkan revolusi agar para lulusan mampu menjawab tantangan zaman.

Rep: My38/ Red: Fernan Rahadi
Penggagas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal, saat memberikan materi dalam acara Penguatan Ekosistem SMK melalui GSM Bagi Kepala SMK Pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan (PK) di Magelang, Jawa Tengah, Selasa (2/11)
Foto: My38
Penggagas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal, saat memberikan materi dalam acara Penguatan Ekosistem SMK melalui GSM Bagi Kepala SMK Pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan (PK) di Magelang, Jawa Tengah, Selasa (2/11)

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Perkembangan dunia kerja telah memasuki era revolusi industri 4.0 di mana setiap individu dituntut untuk terus menawarkan daya saing yang unggul. Perkembangan dunia yang begitu pesat memberikan implikasi yang sangat signifikan terhadap peningkatan mutu dunia pendidikan.

"Tentu menanggapi hal tersebut perlu adanya perubahan pola pikir, paradigma pendidikan, dan perilaku pendidikan agar orientasinya tidak hanya pada penguasaan konten saja tetapi pada soft skill dan kompetensi," ujar penggagas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal, saat memberikan materi dalam acara Penguatan Ekosistem SMK melalui GSM Bagi Kepala SMK Pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan (SMK-PK), Selasa (2/11)

Oleh karena itu dibutuhkan revolusi dalam dunia pendidikan Indonesia agar lulusan mampu menjawab tantangan zaman, baik dari sisi kebijakan, guru dan pembelajaran di ruang-ruang kelas.

Untuk memulai perubahan tersebut dibutuhkan keyakinan dari pendidik, bahwa perubahan menuju pendidikan yang memanusiakan tersebut merupakan keharusan yang diwujudkan dalam lingkungan sekolah. Perubahan tersebut dapat dilakukan dari suatu hal yang dianggap mudah seperti perubahan karakteristik pada diri pendidik.

"Ada banyak cara perubahan yang akan kami berikan dalam GSM, seperti kepemimpinan yang transformatif, membangun proses belajar yang bernalar serta kesadaran diri. Kami juga akan membangun ekosistem sekolah yang positif dan terhubung ke dunia sosial, serta membangun pengembangan praktik bersama," ujarnya

Sekolah, menurut dia, juga harus mampu menciptakan ekosistem dan kondisi di mana anak bisa menjadi dirinya sendiri agar dapat mengeluarkan talenta terbaiknya selama belajar di sekolah. Dalam hal tersebut GSM mendorong peserta didik untuk mempunyai keahlian dalam bidang fleksibilitas dan kreativitas dikarenakan kedua hal tersebut sangat dibutuhkan dalam dunia industri di masa yang akan datang. 

"Agar anak memiliki talenta yang baik serta passion, maka kemampuan dan keminatannya tidak boleh diseragamkan, namun diberi ruang untuk memiliki imajinasi, rasa ingin tahu, talenta, serta kreativitas," jelas Rizal.

Kreativitas tersebut diharapkan dapat memberikan alternatif bagi peserta didik untuk dapat melihat berbagai kemungkinan serta ruang untuk siap terjun di dunia industri yang baru. Selain itu, perlu dibangun skenario agar peserta didik dapat belajar sesuai kekuatan yang dimilikinya sendiri. 

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Sumatera Barat, Lilis Suryani yang menjadi salah satu peserta pelatihan GSM, mengharapkan sekolahnya memiliki kepercayaan diri untuk berkompetisi dengan sekolah lain meskipun sekolahnya berada di daerah terpencil. 

"Setelah pulang dari pelatihan GSM ini, saya mengharapkan agar memiliki kepercayaan diri yang luar biasa, sehingga mampu bekompetisi dengan sekolah lain. Serta dapat memberikan pelayanan yang baik, dan mampu menggerakkan pendidik lain untuk menuju keperubahan yang lebih baik," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement