Kamis 04 Nov 2021 20:50 WIB

Batu Banjir Bandang, Wali Kota Imbau Warga Lebih Waspada

Kota Batu akan mengalami cuaca ekstrem dari November 2021 hingga Februari 2022.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Mas Alamil Huda
Warga berusaha menyelamatkan barang dari puing rumahnya yang hancur akibat banjir bandang yang menerjang di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021). Banjir bandang tersebut terjadi akibat hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut sehingga menyebabkan anak sungai Brantas meluap dengan membawa material lumpur dan kayu.
Foto: Antara/Simon
Warga berusaha menyelamatkan barang dari puing rumahnya yang hancur akibat banjir bandang yang menerjang di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021). Banjir bandang tersebut terjadi akibat hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut sehingga menyebabkan anak sungai Brantas meluap dengan membawa material lumpur dan kayu.

REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan menjaga diri serta keluarga dengan baik. Pasalnya, wilayah Jawa Timur (Jatim) termasuk Kota Batu akan mengalami cuaca ekstrem dari November 2021 hingga Februari 2022. 

Menurut Dewanti, terdapat sejumlah langkah untuk bisa mengantisipasi bencana hidrometeorologi. Salah satunya dengan membersihkan lingkungan sekitar sebaik mungkin. Dewanti mengaku, pihaknya sudah melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sebelum musim penghujan. Namun kegiatan ini hanya menjangkau aspek-aspek yang terlihat saja.

Baca Juga

"Nah ini kemudian ada pohon-pohon besar yang berasal dari dalam hutan, yang berasal dari dalam tanah. Itu yang kita tidak bisa lihat dan tidak bisa dibersihkan," ucap Dewanti kepada wartawan di Kota Batu, Kamis (4/11)

Seperti diketahui, sejumlah wilayah di Kota Batu diterjang banjir bandang, Kamis (4/11). Banjir ini diakibatkan hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Kamis siang. Kejadian ini menyisakan banyak genangan lumpur dan material kayu di sejumlah wilayah terdampak.

Menurut Dewanti, genangan lumpur bisa terjadi karena kurangnya penanaman pohon di lingkungan. Keberadaan pohon penting karena bisa mengikat air di tanah saat hujan turun. Sebab itu, Dewanti menegaskan, akan berusaha menyukseskan program satu nama satu pohon di Kota Batu.

Dewanti mengimbau masyarakat untuk turut serta dalam menjaga lingkungan. Warga perlu ikut terlibat dalam menyelamatkan lingkungan agar musibah tidak terjadi kembali. "Dan untuk seluruh warga Kota Batu, menanam di tempat yang terlihat gundul, saya mohon bisa ditanam (pohon)," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement