REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Prestasi emas kembali ditorehkan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kali ini, melalui Muhammadiyah Multimedia (MM) Kine Klub yang menyabet juara satu kategori film pendek fiksi dalam Anti-Corruption Film Festival 2021.
Kompetisi itu sendiri diselengarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan berlangsung pada 4 Desember 2021 lalu. Film pendek berjudul Piknik Panik ini menjadi film keempat garapan MM Kine Klub yang turut menyumbang prestasi.
Produser MM Kine Klub, Umar Al Jufri mengaku, mereka tidak menyangka mendapat juara satu dalam kompetisi tersebut. Ia menekankan, target juara memang pasti ada, tapi mampu ke luar sebagai juara benar-benar tidak pernah terbayangkan.
"Jujur kami tidak pernah menyangka mendapat juara satu, target juara memang ada tapi kalau juara satu itu di luar ekspetasi kami," kata Umar, Selasa (7/12).
Dalam kompetisi Anti-Corruption Film Festival 2021, setidaknya ada 455 peserta yang berpartisipasi dalam kompetisi ini. Umar juga mengungkapkan, dalam proses produksinya film Piknik Panik ini menghabiskan waktu lebih dari dua pekan.
Mulai dari mengembangkan naskahnya saja sudah menghabiskan dua pekan. Untuk proses syuting menghabiskan dua hari, belum termasuk editing dan lain-lain. Setidaknya ada 40 orang yang terlibat dalam proses pembuatan film tersebut.
Ia menuturkan, selama proses syuting mengalami beberapa kendala mulai teknik pengambilan gambar sampai diteriaki warga. Lalu, terkait perizinan kepolisian setempat memberikan jawaban ayng mengambang, dilarang tidak diizinkan tidak.
Tapi, dari Dinas Pariwisata dan pemangku-pemangku kebijakan lain memberikan izin. Selama syuting mereka juga harus ekstra hati-hati karena on road take, bahkan sampai diteriaki warga karena jalannya ditutup untuk produksi film.
Adapun cerita yang diangkat dalam film ini merupakan realita yang masih terjadi di masyarakat sampai saat ini, yakni tentang praktik pungli. Cerita dalam film Piknik Panik dikemas secara epic menceritakan pasangan suami istri.
Kemudian, mereka pergi berlibur pada saat kegiatan pariwisata sedang ditutup akibat pandemi. Umar menekankan, target utama dari film yang telah digarap tersebut sebenarnya agar bisa mendapat antusiasme yang baik dari penonton.
Maka itu, film bukan tentang kompetisi, tapi film yang dibuat bertemu dengan penonton karena percuma memproduksi film tapi tidak ditonton. Umar menambahkan, kemenangan ini dipersembahkan khusus untuk Rozikan dan Budi Dwi Arifianto.
"Kemenangan ini kami persembahakan untuk Pak Rozikan pada masa akhir pengabdian di LPKA, juga kepada Mas Budi Tobon selaku pembina kami yang sangat sabar dalam menggembleng dan mengarahkan kami," ujar Umar.
Adapun juara kedua Anti-Corruption Film Festival 2021 diraih Mata-Mata Project dari Malang dengan judul filmnya Pulang Sebelum Berangkat. Lalu, juara ketiga diraih oleh Langit Jingga Film dari Lembata, NTT, dengan judul film Amalake.