REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta mengingatkan warga di bantaran Sungai Code untuk tetap mewaspadai potensi terjadinya banjir lahar dingin saat musim hujan terlebih aktivitas erupsi Gunung Merapi masih tetap terjadi.
"Aktivitas Gunung Merapi dalam beberapa hari terakhir cukup tinggi. Terjadi guguran dengan jarak luncur cukup panjang. Tentunya, kondisi ini harus diwaspadai terutama saat musim hujan seperti sekarang," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Nur Hidayat di Yogyakarta.
Menurut dia, hujan dengan intensitas cukup tinggi akan meningkatkan potensi terjadinya banjir lahar dingin di Sungai Code yang berhulu langsung ke Sungai Boyong yang berada di Gunung Merapi.
BPBD Kota Yogyakarta, lanjut dia, memiliki posko pengamatan di Ngentak yang berada di Sungai Boyong untuk memantau debit dan ketinggian air sungai terutama saat terjadi hujan lebat.
"Saat ketinggian air sungai mencapai sekitar 1,5 meter, maka material yang terbawa dimungkinkan tiba di Yogyakarta sekitar 30 menit kemudian," ujarnya.
Warga yang berada di bantaran Sungai Code akan mendapat peringatan dini terkait potensi kenaikan muka air sungai melalui peralatan early warning system (EWS) yang sudah terpasang di sungai tersebut.
"Saat ada peringatan, warga diminta untuk melakukan evakuasi ke tempat yang aman. Di seluruh bantaran sungai, sudah ada jalur evakuasi dan warga pun sudah disiapkan dengan melakukan simulasi," katanya.
Ia berharap, Kampung Tangguh Bencana (KTB) yang berada di bantaran sungai dapat membantu penanganan awal jika terjadi luapan air sungai ke permukiman warga.
Seluruh KTB juga sudah diminta melakukan pengecekan terhadap kesiapan peralatan penanganan bencana seperti pompa air, gergaji mesin, peralatan komunikasi, tali, dan lainnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Draiase Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta Umi Akhsanti mengatakan antisipasi banjir lahar dingin atau luapan air sungai ke permukiman dilakukan dengan membangun talut.
"Sungai Code yang paling terdampak jika terjadi banjir lahar dingin. Makanya kami bekerja sama dengan bidang permukiman untuk penataan bantaran sungai," ujar dia.
Jika terjadi talut longsor, maka akan dilakukan perbaikan yang diikuti dengan penataan permukiman yaitu memundurkan rumah sejauh tiga meter dari talut sungai.
"Kalau warga belum mau, maka kami tidak akan melakukan perbaikan talut. Perbaikan akan dilakukan jika warga mau mundur. Itu juga demi keselamatan mereka," tegasnya.