REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), potensi kerumunan dan mobilitas warga diprediksi akan terjadi di sejumlah daerah. Berbagai upaya menekan laju penularan virus corona dilakukan seperti tes Covid-19 secara acak dan wajib vaksin.
Langkah ini diapresiasi oleh Anggota DPR RI Fraksi Nasdem, Subardi. Menurut Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Nasdem DIY tersebut, pemerintah juga perlu menggencarkan pengawasan lapangan dengan menerjunkan lebih awal Satuan Tugas Covid-19 bersama TNI-Polri.
"Lonjakan kasus selalu terjadi usai libur panjang. ini artinya, kita belum berhasil mengendalikan laju sebaran kasus pasca-liburan. Saya harap kali ini diantisipasi dengan pengawasan ekstra ketat, dengan patroli atau pendirian pos-pos pengawasan dari sekarang," kata Subardi saat berbincang dengan warga di Wates, Kulonprogo dalam siaran pers, Senin (13/12).
Menurutnya, kesiapan menuju libur panjang Natal dan Tahun Baru menjadi penting sekalipun grafik penurunan kasus positif secara nasional terus menurun. Langkah pengendalian dengan pengawasan lapangan perlu dipercepat. Terlebih pemerintah telah membatalkan penerapan PPKM Level 3 pada saat muncul varian baru Omicron.
"Momentum ini menjadi alarm sekaligus ujian bagi kita, apakah dapat mengendalikan sebaran Covid-19 atau tidak. Tetapi saya yakin kita bisa. Caranya dengan menyiapkan langkah pengawasan terpadu dan harus dimulai dari sekarang," jelasnya.
"Agar benar-benar pengawasannya efektif, apakah saat ini perlu menaikkan status keamanan menjadi siaga atau tidak, saya kira pemerintah perlu mempertimbangkannya. Pengajuan izin keramaian juga sebaiknya ditolak," kata Anggota Komisi Hukum DPR itu menambahkan.
Subardi menambahkan, kesiapan aparat gabungan menjadi kunci di lapangan. Pengawasan ini membuat masyarakat lebih disiplin dan tertib karena diawasi langsung. Bila situasi lapangan terkendali dan tidak menimbulkan ledakan kasus, Subardi meyakini tahun 2022 Indonesia akan keluar dari masa-masa darurat Covid-19.
"Kalau ini terkendali, kita optimis tahun depan akan keluar dari masa-masa sulit. Ekonomi masyarakat juga akan membaik. Tetapi catatannya, jangkauan vaksinasi dosisi kedua harus lebih masif dan merata," katanya.