REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Puluhan santri penghafal Alquran di Pondok Pesantren Hamalatul Quran, Bantul, DIY mengikuti wisuda setelah mengkhatamkan hafalan sebanyak 30 juz. Puluhan santri yang diwisuda ini tidak hanya hafal Alquran sebanyak 30 juz, namun juga lancar membaca lengkap seluruh juz Alquran.
Ketua Pengurus Harian Ponpes Hamalatul Quran, Zusuf Affandi mengatakan, total ada 30 santri yang diwisuda setelah menamatkan hafalan 30 juz. Sebelum diwisuda, 30 santri ini mengikuti program karantina.
Program karantina berjalan selama 1,5 bulan dalam rangka memantapkan hafalan Alquran sebanyak 30 juz. Selama 1,5 bulan menjalani karantina, santri difokuskan agar saat wisuda lancar membaca 30 juz.
"Sebenarnya mereka sudah hafal 30 juz, tapi untuk persiapan dan kemantapan kita mantapkan lagi dengan program karantina. Kita karantina, jadi ada kelas khusus, maka kelas mereka untuk belajar Alquran itu lebih banyak porsinya," kata Zusuf kepada Republika.co.id usai acara wisuda penghafal Alquran yang digelar di Pondok Pesantren Hamalatul Quran, Bantul, Sabtu (18/12).
Saat dikarantina, dua pekan sebelum wisuda dilakukan pengetesan terhadap kemampuan santri dalam membaca Alquran dengan juz lengkap. Santri diminta menyetorkan hafalannya dengan lancar selama dua hari. "Jadi kita bagi, per hari 15 juz disetorkan, jadi santri harus menyetorkan hafalannya dengan lancar," ujarnya.
Jika ada santri yang tidak mampu menyetorkan bacaan 30 juz selama dua hari, maka pelaksanaan wisuda bagi santri yang bersangkutan harus ditunda. Dari 30 santri yang mengikuti karantina dan menyetorkan bacaan 30 juz, kata Zusuf, semuanya dinyatakan lulus dan dapat mengikuti proses wisuda.
"Wisuda kita buat untuk memberi apresiasi kepada wisudawan yang sudah berhasil. Misalnya ada yang tidak mampu menyetorkan 30 juz selama dua hari, maka keikutsertaan wisuda ini terpaksa kami tunda dulu," kata Zusuf.
Ia menjelaskan, wisudawan yang mengikuti wisuda ini rata-rata di usia 15-18 tahun. Pihaknya juga memberikan penghargaan kepada wisudawan terbaik, dengan tiga kategori penghargaan.
Kategori pertama, diberikan penghargaan kepada wisudawan paling muda. Kategori kedua diberikan penghargaan kepada wisudawan yang bacaan Alqurannya paling lancar dalam artian tidak ada salah sama sekali saat menyetorkan bacaan juz lengkap selama dua hari.
"Ketiga, kita berikan (penghargaan) kepada wisudawan yang bacaan Alqurannya paling bagus," tambahnya. Melalui wisuda maupun penghargaan yang diberikan kepada wisudawan, diharapkan dapat menjadi motivasi bagi santri lainnya. Zusuf juga berharap akan semakin banyak santri yang menjadi penghafal Alquran kedepan.
Wisudawan dengan kategori paling muda berumur 15 tahun atau setara dengan kelas satu di tingkat SMA. Sementara, wisudawan yang paling cepat dan lancar menghafal alquran yakni membutuhkan waktu hingga dua tahun.
"Butuh menghafal Alquran 30 juz setahun sudah ada yang selesai, cuma untuk bisa lancar sampai dua tahun," katanya.
Dalam menciptakan penghafal Alquran, Ponpes Hamalatul Quran pun membentuk kelompok-kelompok belajar Alquran. Setiap kelompok terdiri dari 10 santri dan dibina oleh satu ustaz.
Kelompok Alquran ini mengikuti program utama yakni fokus belajar Alquran usai Subuh dan Maghrib. Melalui kelompok ini, ada target-target yang harus dipenuhi oleh santri, baik itu target harian, mingguan atau bulanan yang bacaannya Alqurannya harus disetorkan kepada ustaz.
"Setiap Jumat, santri juga dilatih untuk membaca hafalan Alquran di depan temannya yang lain. Jadi tidak hanya (menyetorkan) kepada ustaznya, tapi juga di depan santri secara bergiliran," tambah Zusuf.
Jika sudah ada santri yang sudah memenuhi target yakni hafal 30 juz, maka diberi panggung khusus untuk membaca juz lengkap selama dua hari. Hal ini juga dilakukan untuk memberi motivasi kepada santri lain. "Ini kita lakukan biasanya dua pekan sekali ada yang maju dan disimak oleh semua santri," katanya.