Selasa 28 Dec 2021 21:49 WIB

BPBD Rutin Uji Coba Sistem Peringatan Dini Tsunami Pantai Selatan

Dari 29 alat peringatan dini tsunami, hanya 16 di antaranya yang bekerja dengan baik.

Relawan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) mengikuti simulasi komunikasi penanggulangan bencana tsunami di Kapanewon Kretek, Bantul, Yogyakarta, Rabu (27/10). Pada simulasi ini fokus pada jalur komunikasi penanganan saat terjadi bencana tsunami. Simulasi diadakan menyambut bulan pengurangan risiko bencana 2021.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Relawan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) mengikuti simulasi komunikasi penanggulangan bencana tsunami di Kapanewon Kretek, Bantul, Yogyakarta, Rabu (27/10). Pada simulasi ini fokus pada jalur komunikasi penanganan saat terjadi bencana tsunami. Simulasi diadakan menyambut bulan pengurangan risiko bencana 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, rutin melakukan uji coba sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) tsunami di sepanjang pantai selatan, guna memastikan fungsi peralatan bencana tersebut.

"Untuk alat pemantauan bencana termasuk tsunami, tiap tanggal 26 pukul 10.00 WIB kita bunyikan EWS. Di sana (pantai) ada 29 unit, dan pada 26 Desember lalu ada 16 unit yang berbunyi dengan baik," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanta di Bantul, Selasa (28/12).

Baca Juga

Menurut dia, belasan EWS tsunami di pantai selatan lainnya tidak berfungsi dengan baik atau sebagian rusak karena kurangnya pemeliharaan, kemudian usia yang sudah tidak muda lagi, juga akibat cuaca di sekitar pantai.

"Umur EWSada yang sudah tua, dan butuh pemeliharaan, dan yang namanya alat elektronik apalagi ada di pinggir pantai pasti rawan rusak, karena di sana kadar garam tinggi, tingkat korosi tinggi, sehingga memang butuh pemeliharaan," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, ke depan pemerintah daerah akan menganggarkan untuk pemeliharaan agar setiap saat sistem berfungsi dengan baik, maupun anggaran penambahan alat apabila diperlukan di titik lokasi yang belum terpasang.

"Ke depan mau kita anggarkan lebih banyak lagi, semoga nanti EWS yang ada di sana bisa baik semua. Kita juga akan pantau atau kita pelihara yang rusak kita pelihara, yang baik pun kita pelihara, itu masalah pemantauan tsunami di pantai selatan," katanya.

Dia mengatakan, sedangkan untuk papan peringatan tanda bahaya di kawasan pantai selatan Bantul, selalu dikoordinasikan dengan Dinas Pariwisata setempat, agar dipasang di titik-titik rawan, apalagi menjelang Tahun Baru yang diprediksi banyak dikunjungi wisatawan.

"Dinas Pariwisata membuat 25 papan peringatan yang isinya dilarang mandi di laut, hati-hati sengatan ubur-ubur, dan jaga protokol kesehatan, ditambah lagi beberapa papan portable yang bisa dipindahkan, itu salah satu upaya kita dalam menanggulangi bencana di pantai," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement