REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi menanggapi survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang menunjukkan elektabilitas partainya tak sampai 4 persen. Ia mengeklaim, pihaknya sudah tak baper dengan hasil survei sejak 2004.
Sejak 2004, berbagai lembaga survei selalu menempatkan PAN di posisi bawah dan tak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) 4 persen. Padahal, kenyataannya justru berbanding terbalik.
"PAN tidak kaget, tidak panik, dan juga tidak baper dengan hasil survei itu karena sejak 2004 hingga tahun 2021 saat ini ketika PAN di survei elektabilitasnya ya selalu berkisar antara 1 sampai 2 persen," ujar Viva saat dihubungi, Rabu (29/12).
Pada Pemilu 2004, PAN memeroleh suara nasional sebesar 6,44 persen. Selanjutnya, Pemilu 2009 sebesar 6,01 persen, 2014 7,59 persen, dan terakhir pada 2019 sebesar 6,84 persen.
"Kalau berdasarkan survei yang dilakukan lembaga survei tersebut maka sejak Pemilu 2004 PAN seharusnya tidak lolos parlimentary threshold. Kenyataannya hasil perolehan suara PAN di pemilu ternyata berbeda 500 persen dengan hasil survei," ujar Viva.
PAN sendiri pernah menanyakan kepada salah satu lembaga survei yang menempatkan elektabilitas partai tersebut rendah. Salah satu alasannya adalah pergerakan calon legislatif dapat berbeda dengan hasil survei.
"Beberapa kali hasil survei aneh untuk PAN kita tanyakan kepada surveyor, tetapi mereka tidak dapat memberi penjelasan secara scientific dan ilmiah," ujar Viva.
"Untuk itu, apapun hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei tersebut tetap akan menjadi cermin evaluasi diri, sebagai input data bagi PAN untuk memperkaya informasi dalam membuat perencanaan strategis pemenangan pemilu 2024," tegasnya.
Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas menjelaskan hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang elektabilitasnya meningkat dibandingkan perolehan suara di Pemilu 2019. Pada kontestasi sebelumnya, partai berlambang kepala banteng itu mendapatkan perolehan suara sebanyak 19,3 persen dan meningkat menjadi 25,2 persen berdasarkan hasil survei terbaru.
Sementara itu, terdapat tiga partai yang memiliki elektabilitas kurang dari ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) sebesar 4 persen. Ketiganya, yakni Partai Nasdem (3,4 persen), Partai Persatuan Pembangunan (2,7 persen), dan Partai Amanat Nasional (1,8 persen).