Jumat 31 Dec 2021 16:46 WIB

DP3AP2 DIY Sebut Klitih Meningkat di Akhir Tahun

Sebagian besar pelaku klitih merupakan pelajar dan mahasiswa.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Beberapa sketsa kejadian klitih dipajang saat Pameran Klitih di Galeri Lorong, Yogyakarta, Selasa (30/3). Pameran dengan tajuk The Museum of Lost Space ini menceritakan lini masa fenomena klitih di Yogyakarta. Beberapa senjata tajam yang digunakan, pemberitaan klitih di media, hingga wawancara dengan pelaku ada di sini. Pameran karya dari Yahya Dwi Kurniawan ini menjelaskan bagaimana fenomena klitih terjadi, serta mendiskusikan bagaimana solusi kejahatan jalanan ini.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Beberapa sketsa kejadian klitih dipajang saat Pameran Klitih di Galeri Lorong, Yogyakarta, Selasa (30/3). Pameran dengan tajuk The Museum of Lost Space ini menceritakan lini masa fenomena klitih di Yogyakarta. Beberapa senjata tajam yang digunakan, pemberitaan klitih di media, hingga wawancara dengan pelaku ada di sini. Pameran karya dari Yahya Dwi Kurniawan ini menjelaskan bagaimana fenomena klitih terjadi, serta mendiskusikan bagaimana solusi kejahatan jalanan ini.

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY, Erlina Hidayati Sumardi mengatakan, kenakalan dan kejahatan jalanan (klitih) sering meningkat di akhir tahun. Hal ini dikarenakan rekrutmen anggota geng klitih rata-rata dilakukan di akhir tahun.

"Ini kebetulan sedang naik (akhir tahun ini), dari peta yang sudah dipetakan dari waktu ke waktu tertentu itu karena masa-masa ini merupakan masa rekrutmen di akhir tahun. Oktober, November, dan Desember itu biasanya masa rekrutmen," kata Erlina kepada Republika.co.id.

Di masa rekrutmen, katanya, ada persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dilakukan oleh calon anggota geng. Salah satunya dengan melakukan kenakalan dan kejahatan jalanan.  "Termasuk melukai orang di jalan dan sebagainya," ujar Erlina.

Selain itu, meningkatnya klitih di akhir tahun ini juga dikarenakan adanya libur sekolah atau libur semester. Pasalnya, sebagian besar pelaku klitih ini merupakan pelajar dan mahasiswa. "Sehingga mereka punya banyak waktu (karena masa libur)," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Kepolisian (Wakapolda) DIY, Brigjen Pol R. Slamet Santoso menyebut klitih tidak selalu terjadi di akhir tahun. Meskipun begitu, ia tidak menampik bahwa saat ini memang klitih meningkat di DIY.

"Dari hasil penelitian kita tidak selalu akhir tahun dan pertengahan tahun, tapi fluktuatif. Waktu pandemi Covid-19 (kasus positif) tinggi, tidak (ada kejadian klitih). Begitu sekarang (kasus positif) agak turun dan sudah tervaksinasi semua, akhirnya mulai dia kumpul-kumpul dan sebagainya," kata Slamet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement