REPUBLIKA.CO.ID,LUMAJANG -- Gunung Semeru masih mengalami sejumlah gempa hingga Selasa (4/1). Hal ini terlihat berdasarkan laporan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru periode pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.
Petugas Pos PGA Semeru, Liswanto mengungkapkan, pada periode tersebut gunung api terlihat jelas. Asap di kawah utama berwarna putih dan kelabu juga terlihat jelas dari Pos PGA. "Dan intensitas asapnya sedang tinggi sekitar 500 meter dari puncak," kata Liswanto dalam laporan resminya kepada Republika, Selasa (4/1).
Berdasarkan pengamatan kegempaan, Gunung Semeru mengalami enam kali gempa guguran. Amplitudo gempa ini sekitar dua sampai lima milimeter (mm). Kemudian lama gempanya berlangsung sekitar 20 hingga 50 detik.
Selain itu, Liswanto juga mengungkapkan, gunung berketinggian 3.676 mdpl tersebut mengalami 14 kali gempa embusan. Amplitudonya dua sampai empat mm dan lama gempa berlangsung sekitar 55 hingga 75 detik. Lalu dilaporkan juga mengalami satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 24 mm, S-P 22 detik dan lama gempa 75 detik.
Saat ini tingkat aktivitas gunung api Semeru masih berada pada level III atau siaga. Sebab itu, Liswanto merekomendasikan masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
"Ini karena lokasi tersebut berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," ucapnya.
Di samping itu, dia juga meminta warga tidak beraktivitas dalam radius lima km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Pasalnya, wilayah dengan jarak tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Selanjutnya, warga juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Hal ini terutama di wilayah sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Kemudian warga diharapkan mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.