REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Tim Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mendapat Pendanaan Riset Inovatif Produktif (Rispro) Invitasi Kemenkeu. Rispro Invitasi merupakan program pendanaan riset meningkatkan kemampuan daya saing bangsa.
Hal itu dilakukan melalui komersialisasi produk atau teknologi, implementasi kebijakan atau tata kelola dan publikasi melalui mekanisme undangan. Tim dosen terdiri dari Dr Ramadoni Syahputra, Kunnu Purwanto dan Muhamad Yusvin Mustar.
Ketua tim peneliti, Ramadoni mengaku, sangat senang dan bersyukur atas tanggung jawab yang diberikan karena riset LPDP sangat bergengsi bagi akademisi. Apalagi, ini bukan kali pertama bagi Ramadoni untuk mengajukan proposal riset ke LPDP.
Ia mengungkapkan, sebenarnya jauh sebelum ini sudah mengajukan proposal-proposal riset baik pada 2016 dan pada 2019. Namun, dalam prosesnya harus terhenti ketika seleksi substantif karena mitra-mitra yang dianggap masih belum penuhi kriteria.
"Alhamdulillah-nya kali ini justru dapat undangan," kata Doni, Ahad (9/1).
Doni menjelaskan, mitra yang digandeng dalam riset ini PT Industri Kereta Api (INKA) Persero, sehingga memang berfokus ke pembuatan produk kereta api. Sebelum dinyatakan raih pendanaan, perguruan tinggi diberi sosialisasi Inka dan LDPD.
Selain itu, tim dari UMY dimintai pendapatnya terkait perkeretaapian dengan tema besar kendaraan listrik. Setelah itu, baru mereka bersama menganalisa apa yang dibutuhkan PT INKA, kemudian diminta pula mengajukan proposal ke PT INKA.
Ia mengaku bangga, mengingat UMY menjadi satu satunya perguruan tinggi swasta yang diberi kepercayaan dan kesempatan bergabung dalam mengerjakan proyek ini. Menurut Doni, ini sekaligus membuktikan UMY memiliki kualitas yang bersaing.
"Hal ini membuktikan kita di UMY mempunyai kualitas yang setara dengan perguruan tinggi negeri lainnya yang memang sudah memiliki reputasi yang diperhitungkan," ujar Doni.
PT INKA Persero berencana mengembangkan kereta hybrid yang beroperasi memakai tenaga gabungan diesel dan listrik. Ia memandang ini inovasi yang bagus karena sampai saat ini kereta listrik hanya digunakan untuk perjalanan jarak pendek.
Sedangkan, perjalanan jarak jauh memakai kereta bertenaga diesel. Ia menilai, solar sebagai bahan bakar diesel bisa habis jika terus dipakai dan pembakaran solar bisa mencemari udara, sehingga keberadaan penelitian ini menjadi penting.
Dalam proses pembuatan kereta, PT INKA membutuhkan waktu satu tahun memproduksi satu kereta tenaga diesel, dan dengan permintaan produksi yang tinggi ini tidak efektif. Ini juga alasan PT INKA menggandeng perguruan tinggi melakukan riset.
Setelah berdiskusi mengenai yang dibutuhkan PT INKA, mereka diminta menciptakan alat charger baterai untuk operasi kontrol sistem dan kelistrikkan kereta. Doni berharap, ini bisa memotivasi civitas akademika UMY terus maju dan berinovasi.
"Adanya riset ini tandanya kita dipercaya dan dipandang mampu karena mempunyai kapasitas oleh pihak luar, harapannya ini bisa memotivasi kita bersama untuk memiliki semangat maju, juga berinovasi dalam bidang teknologi," kata Doni.